Senin, 11 April 2011

Pilih kitab cerita / dongeng atau kitab petunjuk manusia ?!

Pilih kitab cerita / dongeng atau kitab petunjuk manusia ?!

Banyak sekali orang Kristian (yang juga sering menjadi fans FFI ) yang membanggakan bahwa kitabnya lebih lengkap dan terperinci dibandingkan Al Qur'an.

dan diantara mereka mempertanyakan ayat

أَفَغَيْرَ اللّهِ أَبْتَغِي حَكَماً وَهُوَ الَّذِي أَنَزَلَ إِلَيْكُمُ الْكِتَابَ مُفَصَّلاً وَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْلَمُونَ أَنَّهُ مُنَزَّلٌ مِّن رَّبِّكَ بِالْحَقِّ فَلاَ تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ

afaghayra allaahi abtaghii hakaman wahuwa alladzii anzala ilaykumu alkitaabamufashshalan waalladziina aataynaahumu alkitaaba ya'lamuuna annahu munazzalun min rabbika bialhaqqi falaa takuunanna mina almumtariina

Al-An`aam:114
Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al Quraan) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Quraan itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu.


الَر كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِن لَّدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ

alif-laam-raa kitaabun uhkimat aayaatuhu tsumma fushshilat min ladun hakiimin khabiirin

Hud:001
Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci [707], yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu,

dan dalam hal ini yang perlu dijelaskan adalah tentang pemahaman 'terperinci' dalam terjemahan tersebut...
apakah sama dengan pemahaman bahwa terperinci adalah bercerita / mengisahkan yang sedetail-detailnya?

maka kalau anggapan mereka kalau frase terjemahan terperinci tersebut seperti anggapan bahwa semua harus detail-sedetailnya seperti dongeng / sejarah.. maka mereka salah alamat memahami frase terjemahan tersebut!

karena Al-qur'an bukan kitab cerita tetapi kitab yang dijadikan petunjuk bagi manusia dan didalamnya memang ada kisah-kisah / cerita yang tujuannya jelas untuk pengajaran bagi manusia-manusia yang mau menggunakan akalnya

لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُوْلِي الأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثاً يُفْتَرَى وَلَـكِن تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

laqad kaana fii qashashihim 'ibratun li-ulii al-albaabi maa kaana hadiitsan yuftaraa walaakin tashdiiqa alladzii bayna yadayhi watafshiila kulli syay-in wahudan warahmatan liqawmin yu/minuuna

[12:111] Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

dan ini bisa dilihat dari susunannya...

dan untuk mempermudah saya akan coba memberikan contoh beberapa pembuka surat didalam Al-qur'an

1 Qs Al baqarah 1:1-5
الم

alif-laam-miim

[2:1] Alif laam miin.10

ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

dzaalika alkitaabu laa rayba fiihi hudan lilmuttaqiina

[2:2] Kitab11 (Al Quraan) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,12

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ

alladziina yu/minuuna bialghaybi wayuqiimuuna alshshalaata wamimmaa razaqnaahum yunfiquuna

[2:3] (yaitu) mereka yang beriman13 kepada yang ghaib,14 yang mendirikan shalat,15 dan menafkahkan sebahagian rezki16 yang Kami anugerahkan kepada mereka.

والَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

waalladziina yu/minuuna bimaa unzila ilayka wamaa unzila min qablika wabial-aakhirati hum yuuqinuuna

[2:4] dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu,17 serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.18

أُوْلَـئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

ulaa-ika 'alaa hudan min rabbihim waulaa-ika humu almuflihuuna

[2:5] Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.19

2. Qs Ali Imran

الم

alif-laam-miim

[3:1] Alif laam miim.

اللّهُ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

allaahu laa ilaaha illaa huwa alhayyu alqayyuumu

[3:2] Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya181.

نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنزَلَ التَّوْرَاةَ وَالإِنجِيلَ

nazzala 'alayka alkitaaba bialhaqqi mushaddiqan limaa bayna yadayhi wa-anzala alttawraata waal-injiila

[3:3] Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,

مِن قَبْلُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَأَنزَلَ الْفُرْقَانَ إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِآيَاتِ اللّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَاللّهُ عَزِيزٌ ذُو انتِقَامٍ

min qablu hudan lilnnaasi wa-anzala alfurqaana inna alladziina kafaruu bi-aayaati allaahi lahum 'adzaabun syadiidun waallaahu 'aziizun dzuu intiqaamin

[3:4] sebelum (Al Qur'an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan182. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa).

3. Qs An nisa

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

yaa ayyuhaa alnnaasu ittaquu rabbakumu alladzii khalaqakum min nafsin waahidatin wakhalaqa minhaa zawjahaa wabatstsa minhumaa rijaalan katsiiran wanisaa-an waittaquu allaaha alladzii tasaa-aluuna bihi waal-arhaama inna allaaha kaana 'alaykum raqiiban

[4:1] Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya263 Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain264, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

وَآتُواْ الْيَتَامَى أَمْوَالَهُمْ وَلاَ تَتَبَدَّلُواْ الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ وَلاَ تَأْكُلُواْ أَمْوَالَهُمْ إِلَى أَمْوَالِكُمْ إِنَّهُ كَانَ حُوباً كَبِيراً

waaatuu alyataamaa amwaalahum walaa tatabaddaluu alkhabiitsa bialththhayyibi walaa ta/kuluu amwaalahum ilaa amwaalikum innahu kaana huuban kabiiraan

[4:2] Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar.

dan sekarang kita bandingan dengan ayat-ayat alkitab..

1. kitab kejadian 1:1-5

1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
1:3 Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
1:4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

2. kitab keluaran 1: 1-6

1:1 Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing:
1:2 Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda;
1:3 Isakhar, Zebulon dan Benyamin;
1:4 Dan serta Naftali, Gad dan Asyer.
1:5 Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir.
1:6 Kemudian matilah Yusuf, serta semua saudara-saudaranya dan semua orang yang seangkatan dengan dia.

3. mat :1-1

1:1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
1:2 Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,
1:3 Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram,

atau juga bisa lihat lukas 1 (kebetulan ada netter kristen yang coba membandingkan kisah alkitab dan al qur'an) ia menyodorkan ayat-ayat ini..

1:1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,
1:2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.
1:3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu,
1:4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.
1:5 Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.

Sekarang kita lihat kitab yang lengkap ini:
PERTENTANGAN di dalam Injil

"Tuhan menghasut Daud ... " (Injil - 2 Samuel 24: 1) atau

 "setan membujuk Daud ..." (Injil - 1 Tawarikh 21: 1).

700 atau 7000? "penunggang kuda" atau "pejalan kaki"... ? (Injil - 2 Samuel 10: 18 vs 1 Tawarikh 19: 18)

Sulaiman memiliki 2000 kamar mandi atau 3000 kamar mandi? (Injil - 1 Raja-raja 7: 26 vs 2 Tawarikh 4: 5).

Sulaiman memiliki 4000 atau 40.000 kandang kuda? (Injil - 2 Tawarikh 9:25 vs 1 Raja-raja 4:26)

Apakah Saul meminta petunjuk dari Tuhan atau tidak meminta petunjuk? (Injil - 1 Samuel 28: 6 vs 1
Tawarikh 10: 13-14).

Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga" (Injil - Yohanes 3: 13).

Bertentangan dengan: "Elia naik kesorga" 2 Raja-raja 2: 11, "Henokh naik ke sorga", Kejadian 5: 24.

Yesus tidak kehilangan seorangpun dari murid-muridnya. (Injil - Yohanes 18: 9)

Bertentangan dengan: "Dia hanya kehilangan seorang. (Injil - Yohanes 17: 12).

"Semua berdosa." (Injil - 2 Tawarikh 6: 36)

Bertentangan dengan: "Setiap orang yang lahir dari Allah; tidak berbuat dosa lagi ..." (Injil - 1 Yohanes 3: 9).


SILSILAH YESUS:

Umat Kristen telah menyusun dua daftar silsilah Yesus yang berbeda; yaitu Matius 1: 1-16 dan Lukas 3: 23-38. Pada kedua daftar ini terdapat 66 nama. Hanya ada satu nama yang sama dari keduanya, yaitu Yusuf si tukang kayu, padahal dia seharusnya tidak perlu disebutkan karena Yesus bukan berasal dari benihnya.


KEMUSTAHILAN di dalam kitab Tuhan (?) Injil:

Seekor keledai berbicara (Bilangan 22:27-28)

Unggas berkaki empat (Imamat 11: 20)

Kelahiran anak perempuan mempunyai masa nifas dua kali lebih banyak (Imamat 12: 1,2,5).

Samgar membunuh 600 orang dengan sebuah tongkat penghalau lembu (Hakim-hakim 3: 31 ).

Samson membunuh 1000 orang dengan tulang rahang keledai (Hakim-hakim 15: 15-16).

Seekor macan tutul berkepala tujuh (Wahyu 13: 1-2).

Memakan tahi dan meminum air kencing (2 Raja-raja 18: 27 dan Yesaya 36: 12)

Kotoran pada muka para imam (Maleakhi 2: 3).

Memakan roti dengan tahi (Yehezkiel 4: 12-15).

Samson berhubungan seks dengan pelacur di Gaza (Hakim-hakim 16: 1).

Rut tinggal bersama sebagai suami istri dengan Boaz di tempat pengerikan (Rut 3: 4-15).

Daud tidur dengan perawan yang masih muda (1 Raja-raja l: 1,3).


INCEST:

"Hubungan seksual antara dua orang yang mempunyai hubungan yang sangat dekat." (Kamus New Collins). Contohnya, antara ayah dan anak perempuannya, anak laki-laki dan ibunya, ayah dan menantu perempuannya, kakak laki-laki dan adik perempuannya, dan lain sebagainya.

Perzinahan di Dalam Kitab Tuhan (?) Antara Seorang Ayah dan Anak Perempuannya:
"Pada malam itu mereka (kedua anak perempuan Lot) memberi ayah mereka (Lot) minum anggur; lalu anak perempuan yang lebih tua berhubungan seksual dengannya. Keesokan harinya berkatalah sang kakak kepada adiknya: "Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; Sebaiknya malam ini kita beri dia minum anggur lagi; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, sehingga masing masing kita akan mempunyai anak dari ayah kita.

'Demikianlah pada malam itu juga mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu anak perempuan yang lebih muda berhubungan seksual juga dengan ayahnya; ... Dengan cara ini mengandung kedua anak Lot itu dari ayah mereka." (Injil - Kejadian 19:33-36; dalam buku aslinya Kejadian 19: 33-35).
Dari "Good News Bible in Today's English"

Pada Injil versi yang lebih lama, seperti versi King James dan Katholik-Roma, "Hubungan Seksual" dengan samar dilukiskan dengan "Menyambung Keturunan Dari Ayah Kita."

Perzinahan Antara Ibu dan Anak Laki-lakinya:
"Ruben (anak laki-laki tertua Yakub), pada saat ayahnya tidak ada, berhubungan seksual dengan Bilhah, gundik ayahnya ..." (Injil - Kejadian 35: 22).

Pada Injil versi yang lebih lama, kata "berbaring" digunakan untuk melukiskan "Hubungan Seksual".

Perzinahan Antara Mertua dan Menantu Perempuannya:
"Ketika Yehuda melihat dia (Tamar, menantu perempuannya), disangka dia seorang perempuan sundal, karena ia menutupi mukanya.

Lalu berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan di tepi jalan itu serta berkata: "Marilah, berapa bayaranmu, " (ia tidak tahu bahwa perempuan itu menantunya).

Perempuan itu bertanya, "Apakah yang akan kau berikan kepadaku?" (untuk berhubungan seks dengan saya)

Jawabnya: "Aku akan mengirimkan kepadamu seekor anak kambing dari anak kambing dombaku."

Perempuan itu berkata: "Asa1 engkau memberikan tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya kepadaku."

"... Lalu diberikannyalah semua itu kepadanya, lalu ia berhubungan seks dengannya, dan karenanya perempuan itu mengandung" (Injil - Kejadian 38: 15-18)

"Dikutip dari Good News Bible

Dari hubungan zinah antara ayah dan menantunya ini, lahirlah anak kembar yang kemudian menjadi nenek moyang Yesus Kristus. Lihat Matius 1: 3:

"Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar ... "
Perzinahan dan Perkosaan antara Kakak Laki-laki dan Adik Perempuannya:

"... dan berkata kepadanya: (Tamar, adiknya; jangan campur adukkan dengan Tamar di atas) "Marilah tidur dengan aku (berhubungan seks denganku), adikku."

"Tetapi gadis itu berkata kepadanya, "Tidak kakakku (Amnon, salah seorang anak laki-laki Daud), jangan perkosa aku ... "

"Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan karena ia lebih kuat darinya, diperkosanyalah dia (adiknya), lalu tidur dengan dia." (Injil - 2 Samuel 13: 10-14).

Perkosaan dan Perzinahan Secara Keseluruhan antara Anak Laki-laki dan Ibunya!

"Maka dibentangkanlah kemah bagi Absalom (anak laki-laki raja Daud) di atas Sotoh, lalu Absalom melakukan hubungan seksual dengan gundik-gundik ayahnya di depan mata seluruh Israel."

"... di depan mata semua orang" dalam versi King James diterjemahkan menjadi "di depan mata seluruh Israel.

"Hal ini sesuai dengan janji Tuhan kepada raja Daud:

"Beginilah firman Tuhan. Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu (Daud) yang datang dari kaum keluargamu sendiri: Aku akan mengambil istri-istrimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain (pada kenyataannya oleh anak laki-lakinya sendiri); orang itu akan tidur (melakukan hubungan seksual) dengan istri-istrimu di siang hari (dengan semua orang melihat kejadian tersebut). Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi (dengan Bath Sheba, istri Uriah), tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan." (Injil - 2 Samuel 12: 11-12).

Variasi tipe-tipe perzinahan lainnya dapat dilihat pada Imamah 18: 8-18, 20: 11-14 dan 17-21.

Maka sangat jelas sekali format alkitab dan Al-qur'an sangat berbeda sekali...

maka dengan melihat sekilas saja, maka mana kitab cerita / dongeng dan mana kitab petunjuk / pengajaran bagi manusia sudah begitu mudah dibedakannya..

maka mana yang akan anda pilih??

BENARKAH ISLAM MERENDAHKAN KAUM WANITA ?

MENJAWAB TUDUHAN & FITNAH - Benarkah Islam Merendahkan Kaum Wanita!?

Bismillaahirrahmanirrahiim

Islam datang ketika sebagian manusia mengingkari kemanusian wanita, dan sebagian lainnya meragukan. Jika pun ada yang mengakui kemanusiaannya, mereka masih menganggap bahwa wanita itu makhluk yang diciptakan semata-mata untuk melayani kaum laki-laki.

Bahkan di kalangan bangsa Arab, kaum wanita sangat terhina, sampai-sampai ada sebagian dari mereka yang mengubur hidup-hidup anak perempuannya, sebagaimana di sebutkan dalam firman Allah :

“Apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup) ?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (QS. An-Nahl {16}:58-59).

Pada waktu itu, bangsa Arab tidak memberikan warisan kepada kaum wanita dan anak-anak, melainkan memberikannya kepada orang-orang yang berperang menghadapi musuh. Bangsa Arab juga merampas hak warisan secara paksa dari kaum wanita dengan mendatangi suami si perempuan dan kemudian melemparkan baju diatas badanya seraya berkata, “Aku mewarisi hartanya sebagaimana engkau mewarisi hartanya!”

Maka mereka pun menjadi lebih berhak daripada perempuan itu. Ada sebagian dari mereka yang memaksa budak-budak perempuan mereka untuk melakukan pelacuran agar mendapatkan uang untuk mereka. Juga ada yang mewarisi istri-istri mereka bagaikan mewarisi sejumlah barang. Demikianlah kekacauan lembaga keluarga di zaman pra-Islam. Naudzubillah tsumma naudzubillah… :’(

Kemudian datanglah Islam memberikan kepada kaum wanita hak-hak mereka secara adil dan menjadikan mereka sebagai tonggak keluarga, memperhatikan dan menjaga mereka, juga memelihara kesucian serta menempatkan mereka dalam kedudukan yang sesuai dengan keadaan mereka. Karenanya, Islam mengatur pewarisan kaum wanita dan menjelaskan hak-hak mereka dalam firman Allah :

“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.” (QS. An-Nisaa’ {4}:7).

Islam mengharamkan mewarisi kaum wanita secara paksa, seperti disebutkan dalam firman Allah : “Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagimu mewarisi wanita dengan paksa. …” (QS. An-Nisaa’ {4}:9).

Islam juga mengharamkan pemaksaan budak wanita untuk melakukan pelacuran, sebagaimana ditegaskan Allah ta’ala dalam firman-Nya : “…Dan janganlah engkau memaksa budak perempuan untuk melakukan pelacuran, sementara mereka sendiri menginginkan kesucian, karena engkau hendak mencari keuntungan duniawi …” (QS. An-Nuur {24};33).

Demikian pula, Islam melarang menikahi istri ayah dengan kalimat yang mengecam dosa ini, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah : “Dan janganlah kalian mengawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, kecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).” (QS. An-Nisaa’ {4}:22).

Wahai saudara-saudariku tersayang rahiimakumullaah…

Sungguh mulia-lah Islam! Karena ia datang memuliakan kaum wanita, menegaskan eksistensi kemanusiaannya, dan mengakui kelayakannya menerima tugas dan tanggung jawab, pembalasan, dan mengakui akan haknya untuk masuk surga.

Islam menghargai wanita sebagai manusia terhormat. Sebagaimana kaum laki-laki, wanita juga mempunyai hak-hak kemanusiaan, karena keduanya berasal dari “satu pohon”. Keduanya merupakan dua bersaudara yang dilahirkan oleh satu ayah, yaitu Adam dan satu ibu, yaitu Hawa.

Secara umum keduanya berasal dari satu keturunan dan sama dalam karakter kemanusiaannya. Keduanya sama dalam hal beban dan tanggung jawab. Di akhirat pun kelak bakal sama-sama menerima pembalasan, sebagaimana diberitakan oleh al-Qur’an :

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa’ {4}:1).

Duhai saudara-saudariku tercinta rahiimakumullaah…

MEREKA KATAKAN BAHWA POLIGAMI ITU MERENDAHKAN & MANZHOLIMI KAUM WANITA…!?

Orang-orang Kristen dan orientalis mem-blow up tema poligami ini seakan-akan merupakan salah satu syi’ar Islam yang wajib atau minimal sunnah untuk dikerjakan tanpa syarat apapun.

Hal ini merupakan KESESATAN dan PENYESATAN. Sebab sesungguhnya Islam mensyaratkan kebolehan berpoligami, jika adanya kepercayaan diri seorang MUKMIN untuk berlaku ‘adil’ terhadap para istrinya. Artinya Islam memerintahkan cukup ber-istri-kan satu saja, seandainya seorang muslim khawatir tidak mampu berlaku adil atau takut berbuat zholim. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman : “…Jika kamu takut berlaku tidak adil, maka cukuplah satu istri …” (QS. An-Nisaa’ {4}:3).

Dengan demikian dalam masalah pernikahan sikap utama adalah mencukupi diri dengan satu istri. Hanya saja, ada pertimbangan-pertimbangan manusiawi, baik secara individu maupun sosial yang menjadikan Islam memperbolehkan seorang mukmin beristrikan lebih dari satu.

Dalam hal ini Islam adalah dienul yang sesuai dengan fitrah manusiawi, sekaligus memberikan solusi yang realistis bagi persoalan kemanusiaan, tanpa harus lari menjauh dan jatuh dalam khayalan.

Poligami yang diatur dalam Islam sesungguhnya merupakan system nilai yang moralis dan manusiawi. Disebut moralis, karena Islam tidak memperbolehkan laki-laki berhubungan dengan sembarang perempuan yang disukainya dimana saja. Ia tidak boleh berhubungan dengan perempuan secara rahasia, tetapi harus melalui akad dan mengumumkannya, meskipun pada kalangan dalam jumlah terbatas.

Di sebut manusiawi, karena dapat meringankan beban masyarakat dalam bentuk memberi perlindungan kepada perempuan yang tidak bersuami dan menempatkannya dalam barisan para istri yang terpelihara dan terjaga kehormatannya.

Selanjutnya wahai kekasih Rasulullah SAW yang dirahmati oleh Allah ta’ala…

BENARKAH PEREMPUAN SEPENUHNYA HARUS TAAT KEPADA LAKI-LAKI (SUAMINYA)…!?

Allah subhanahu wa ta’ala mewajibkan kepada setiap istri untuk taat kepada suaminya dan menjanjikan untuknya pahala yang besar. Sebab, suami diberi wewenang oleh Allah ta’ala untuk memegang tongkat kepemimpinan terhadap istri dan anak-anaknya. Sebagaimana dalam firman-Nya :

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin (qawwam) bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisaa’ {4}:34).

Allah ta’ala pun memberikan potensi khusus sesuai dengan tanggung jawab kehidupan yang dipikulnya. Laki-laki memiliki keistimewaan dalam hal fisik, akal, dan jiwanya. Allah menganugerahkan kenikmatan itu semua untuk menjadikan dia sebagai pemimpin dalam keluarganya. Sebagaimana Allah memberikan anugerah-Nya kepada kaum wanita, juga sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya.

Agar kepemimpinan suami ini dapat berjalan dengan baik, maka istri diwajibkan mentaatinya. Namun demikian, suami sebagai seorang pemimpin dalam keluarga tidak boleh berlaku sewenang-wenang. Kepemimpinan itu harus dijalankan dengan penuh rasa tanggung jawab yang disertai pengabdian dan pengorbanan karena Allah semata. Tidak boleh ada eksploitasi apalagi penindasan terhadap istri.

Sebab ISTRI pun DIWAJIBKAN TAAT KEPADA SUAMI, SELAMA PERINTAH-PERINTAHNYA BENAR, TIDAK MENYALAHI SYARI’AT DAN TIDAK MENGANDUNG UNSUR MAKSIAT KEPADA ALLAH SWT. Dalam sebuah haditsnya Rasulullah bersabda, “Tidak ada kewajiban taat kepada makhluk dalam hal maksiat kepada Khaliq.”

Hadits ini menegaskan dan menunjukkan bahwa hakikatnya taat kepada suami adalah dalam rangka taat kepada Khaliq, Allah subhanahu wa ta’ala. Artinya, andai perintah para suami menyalahi perintah Allah, maka para istri tidak memiliki kewajiban untuk mentaatinya.

Saudara-saudariku kekasih Rasulullah SAW yang Jean cintai karena Allah…

APAKAH BENAR ISLAM TIDAK MEMBERI PELUANG KEPADA WANITA UNTUK IKUT TERLIBAT DALAM URUSAN PUBLIK…!?

Banyak kesalahpahaman dalam memandang peran wanita. Peran wanita dipandang hanyalah ibu rumah tangga yang menunggu suami di rumah dan hanya mengurusi anak-anaknya. Tidak perlu memiliki peran dalam dienul, masyarakat, dan bangsanya…!?

Memang Islam mengajarkan bahwa seorang istri harus taat kepada suami. Namun Islam tidak pernah melarang seorang muslimah untuk berkiprah dalam berbagai kancah kehidupan, sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki masing-masing. Tentu saja selama perannya itu tidak keluar dari batasan-batasan syari’at.

Sesungguhnya Islam mengajarkan peran wanita sebagai seorang istri dan seorang ibu, ia pun berhak memiliki peran-peran publik, seperti peran dalam pendidikan, dakwah, ekonomi, politik, bahkan peran dalam peperangan.

Sejarah menunjukkan bagaimana peran wanita dalam pendidikan atau keilmuan. Salah satu contohnya adalah ‘Aisyah ra yang meriwayatkan lebih dari seribu hadits. Di dalamnya berisi tentang hukum-hukum, tentang akhlak, dan sebagiannya yang kemudian menjadi pedoman bagi umat Islam. Kemudian Hafshah ra yang kuat hafalannya dan bagus tulisan serta bacaannya. Ia menyimpan beberapa mushaf al-Qur’an dan menghafalnya sampai ‘Usman ra menerima hafalan darinya. Subhanallah…

Pada masa awal Islam, wanita turut hijrah ke Habsyi dan Madinah. Mereka pun membantu penyediaan logistik dan medis untuk Nabi dan para sahabat dalam berbagai peperangan. Bahkan tidak sedikit di antara kaum wanita yang juga ikut berjihad langsung di tengah medan pertempuran melawan kaum musyrikin.

Sungguh semua ini menunjukkan bahwa di dalam Islam wanita tidak harus bergelut dalam peran-peran domestik, tetapi juga perlu terlibat dalam peran-peran publik, sepanjang hal itu membawa kemaslahatan bagi dirinya, keluarga, masyarakat, dan ISLAM.

Duhai calon bidadari Jannah yang aku cintai…
Bukankah segala sesuatunya sudah sangat jelas?
Tidakkah engkau berkeinginan mengerjakan tugas mulia ini bersama-sama..?


Billahitaufiq wal-hidayah,

Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakaatuh.

Syariat yang Tidak Adil, Islam Atau Kristen ?

Syariat yang Tidak Adil, Islam Atau Kristen?


Untuk misi penginjilan, Pendeta Muhammad Bambang SE STh menempuh cara yang tidak fair, menghujat syariat Islam. Dalam buku penginjilan Mengapa Saya Menjadi Orang Kristen (Islam Menjadi Kristen)” yang diterbitkan Yayasan Penginjilan Martua Agape Nias, pendeta yang mengaku bekas ustadz kelahiran Bojonegoro tahun 1964 ini menyebut syariat Islam sebagai intoleransi, keras, kejam, tidak adil dan tak mengenal kasih. Beberapa syariat yang jadi sasaran, di antaranya adalah hukum rajam dan waris:

“Hukum/Syariat Islam (Pidana + Perdata) tidak berlandaskan KASIH, melainkan berdasarkan intoleransi, keras/kejam dan tidak adil, yang sebagai buktinya kami sitir antara lain: Dera dengan 100x pukulan rotan atau pentungan bagi mereka yang ketangkap basah berzina (Qs. An-Nur 2). (hlm 38).

Dengan menyimak hujatan tersebut, patutlah diragukan pengakuan Pendeta Muhammad Bambang sebagai seorang mantan ustadz. Tudingannya sangat semberono, jauh dari pengertian dan hikmah syariat yang mahaluas.

....Patutlah diragukan pengakuan Pendeta Muhammad Bambang sebagai seorang mantan ustadz. Tudingannya sangat semberono....

Memang sanksi (‘uqubah) dalam syariat Islam sudah jadi langganan para misionaris untuk melakukan pendangkalan akidah. Mereka melebih-lebihkan mirisnya sanksi dalam pidana Islam, seraya menutupi prinsip dan hikmah yang ada.

Pada dasarnya, semua jenis sanksi hukum itu dijatuhkan di Akhirat, tapi sebagian disegerakan di dunia untuk menjaga ketertiban dan ketenteraman hidup bermasyarakat. Karena Allah SWT menurunkan agama untuk menjaga lima hal pokok (ad-dharuratul-khams), yaitu menjaga kebebasan beragama (hifzhud-din), menjaga kesucian hidup (hifzhun-nafs), menjaga kepemilikan harta benda (hifzhul-maal), menjaga keturunan (hifzhun-nasal), dan menjaga kebebasan berpikir (hifzhul ‘aql).

Lima hal tersebut adalah kebutuhan yang dharuri dan sangat menentukan eksistensi hidup dan kehidupan manusia. Untuk itulah Allah menetapkan sanksi hukum di dunia. Di mata hukum Islam, semua orang dipandang sama tanpa ada diskriminasi hukum berdasarkan status sosial, ekonomi dan politik, atau alasan lainnya.

Sangat tidak benar tuduhan pendeta bahwa Islam menghukum pezina dengan pukulan pentungan 100 kali. Penggambaran yang miris ini sengaja dilakukan pendeta untuk melakukan mendoktrin jemaatnya, bahwa Islam itu kejam dan sadis. Padahal ketentuan Syariat Islam dalam tindak pidana perzinaan tidaklah sesemberono dan sekejam itu. Al-Qur'an yang dituding sadis itu adalah sbb:

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman” (Qs An-Nur 2).

....Sangat tidak benar tuduhan pendeta bahwa Islam menghukum pezina dengan pukulan pentungan 100 kali....

Hukuman terhadap pelaku perzinaan memang sangat keras, karena zina tak hanya dosa besar, tapi juga perbuatan keji (fahisyah) dan seburuk-buruk kelakuan (saa’a sabiilan). (Qs Al-Isra 32).

Betapa banyaknya penyakit menular akibat zina yang belum ditemukan penyembuhannya seperti HIV AIDS. Betapa banyak rumah tangga hancur berantakan gara-gara kasus zina dan perselingkuhan? Betapa banyak generasi yang rusak masa depannya karena perzinaan orang tuanya?

Bila pelakunya seorang gadis atau bujangan yang belum pernah menikah, maka hukumannya adalah dera seratus kali, sesuai dengan ayat tersebut.

Tapi bila pelakunya adalah pria atau wanita yang pernah menikah (muhshan/muhshanat), walaupun ia berstatus duda atau janda, maka berdasarkan hadits-hadits yang shahih, hukumannya naik menjadi rajam.
Apabila tindak perzinaan itu terbukti sah dan meyakinkan secara hukum, maka sanksi harus dilakukan tanpa belas kasihan: …Dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat…” (Qs An-Nur 2).

Dalam pelaksanaannya, agar sanksi perzinaan ini menimbulkan efek jera dan dampak sosiologis kepada masyarakat agar mereka membenci, menjauhi dan takut melakukan perzinaan, maka eksekusinya harus dilakukan di hadapan khalayak kaum mukminin:

 “…Dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman” (Qs An-Nur 2).

Karena sanksi perzinaan itu sangat berat baik fisik maupun mental, maka persyaratan pelaksanaan hukumannya juga sangat berat dan ketat, yaitu benar-benar terbukti dengan dua pembuktian: 1) Pengakuan langsung dari pelakunya, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. 2) Kesaksian dari empat orang saksi mata yang Muslim, berakal, baligh dan adil.

....Subhanallah!! Bagi orang berakal, betapa adil dan indah syariat Islam....

Karena sanksi perzinaan itu sangat berat, maka aturan bagi orang yang menuduh perzinaan pun ketat. Bagi orang yang menuduh perzinaan tapi tidak terbukti di pengadilan, maka dia dihukumi sebagai fasik yang dijatuhi sanksi dera 80 kali (Qs An-Nur 4).


KEKEJAMAN DAN KASIH YANG KELIRU DALAM SYARIAT BIBEL

“...Dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat...”

Penggalan ayat Al-Qur'an surat An-Nur ayat 2 tersebut diperalat Pendeta Muhammad Bambang untuk menuding Islam sebagai agama yang tak mengenal belas kasihan:

Tegasnya Hukum dan Syariat Islam itu bertentangan secara diametral dan antagonis dengan Hukum Kasih yang diajarkan oleh Yesus dalam Matius 22:39 yang berbunyi: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (hlm 39).

Padahal dalam ayat tersebut Allah melarang agar jangan meninggalkan perintah-Nya hanya demi rasa kasihan terhadap pelaku perzinaan. Tak boleh ada dispensasi hukuman atas alasan kasihan, simpati atau perasaan lainnya. Perasaan hati tak boleh mengalahkan hukum Allah.

....dalam Bibel, Tuhan memerintahkan balas dendam dengan perintah membunuh dan menumpas secara sadis terhadap semua manusia dan binatang ternak tanpa belas kasihan....

Aneh memang, hanya dengan adanya ayat “janganlah belas kasihan kepada keduanya (kedua pezina, pen.),” Pendeta Bambang menuding Islam bukan agama kasih.

Padahal dalam Bibel, Tuhan memerintahkan balas dendam dengan perintah membunuh dan menumpas secara sadis terhadap semua manusia dan binatang ternak tanpa belas kasihan sedikitpun:

“Beginilah firman Tuhan semesta alam: Aku akan mem balas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir. Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai”(1 Samuel 15:2-3, selengkapnya baca sampai ayat 9).

Jika Pendeta Bambang ingin menerapkan Hukum Kasih sesuai dengan ayat-ayat Bibel, maka dia akan mengalami kemusykilan. Karena dalam Bibel Yesus menerapkan hukum kasih dengan membebaskan wanita Yahudi yang tertangkap basah berzina, dari jeratan hukuman apapun termasuk rajam (Yohanes 8:1-11).

Penghakiman Yesus dalam ayat ini bertolak belakang dengan berbagai sabdanya dalam Injil, bahwa mata yang berbuat maksiat harus dicungkil dan dibuang.

“Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua” (Matius 18:9, Matius 5:29).

Selain itu, dengan membebaskan perempuan yang tertangkap basah mela kukan zina (skandal seks) dari jeratan hukum, berarti Yesus telah melanggar Hukum Taurat tentang hukum rajam (dilempari batu) sampai mati (Ulangan 22:22-24).

Bukankah salah satu misi Yesus bukanlah untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya (Matius 5:17)?

....di samping menetapkan hukum yang keras dalam pidana perzinaan, Perjanjian Lama banyak memberikan angin segar bagi perzinaan. Misalnya, Tuhan menyuruh Nabi Hosea untuk bercinta dan menikahi pelacur Gomer....

Lebih jauh lagi, Pendeta Muhammad Bambang akan menemui banyak kesulitan jika ingin menerapkan Hukum Kasih dalam hal pelacuran. Karena di samping menetapkan hukum yang keras dalam pidana perzinaan, Perjanjian Lama banyak memberikan angin segar bagi perzinaan.

Misalnya, Tuhan menyuruh Nabi Hosea untuk bercinta dan menikahi pelacur Gomer.

“Ketika Tuhan pertama kali berbicara kepada bangsa Israel dengan perantaraanku, Tuhan berkata, “Hosea, kawinilah seorang yang suka melacur, dan anak-anakmu juga akan menjadi seperti dia. Umat-Ku sama seperti istrimu itu; mereka tidak setia kepada-Ku, dan meninggalkan Aku” (Hosea 1:2-3, BIS).

Apakah atas dasar ayat ini, Pendeta Bambang ingin mengasihi pezina sehingga memprotes keras ayat Al-Qur'an yang menetapkan sanksi bagi pelaku perzinaan? Akankah Pendeta Bambang bersukacita jika di dunia ini tidak ada hukum yang menjerat para pezina dengan hukuman keras, sehingga perselingkuhan makin merajalela? Itukah makna kasih seorang pendeta bagi para pezina? 

KONSEP KETUHANAN YANG BENAR

KONSEP KETUHANAN YG BENAR

Konsep Ketuhanan Yang Benar

(Habib Utsman bin Abdullah bin Aqil bin yahya, Sifat Dua Puluh hal 5-7.)

Tuhan telah menganugerahkan kita dengan akal budi sehingga kita dapat membedakan antara yang haq (yang benar) dengan yang bathil (yang tidak benar). Sebagaimana bapak kita Ibrahim telah dapat mengetahui mana Tuhan yang benar dan mana yang bukan Tuhan.

Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Azar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".  Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin.  Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam". Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat".  Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.  [QS. Al-An am (6): 74-79]

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, yang telah mengaruniakan kita akal dan memperkenalkan Diri-Nya kepada kita melalui para Nabi suci utusan Allah dan melalui firman-firman-Nya baik yang tertulis maupun yang berupa alam semesta dari ujung ke ujung. Dengan akal dan Kitab Suci Al-Qur`an, maka dapatlah kita membedakan dan mengenali, siapa Tuhan yang benar dan siapa atau apa yang bukan Tuhan.

Sebagai manusia yang berakal, maka dapatlah kita mengetahui Siapa yang layak disebut Tuhan.

PERTAMA, Tuhan haruslah Ada, mustahil Tuhan itu bersifat tidak ada. Sesuatu bisa disebut Ada, kalau ia ada dengan sendirinya. Sebab Ada adalah kata aktif, bukan pasif. Jadi segala sesuatu yang diadakan maka dia bukanlah Tuhan, sebab sifatnya diadakan, bukan Ada. Umpamanya ada orang lumpuh, dia dibantu dan digerakkan atau diposisikan sehingga ia berada pada posisi duduk. Maka sebenarnya ia tidak duduk akan tetapi didudukkan. Ketika ia ditopang oleh orang lain sehingga berada pada posisi berdiri, sebenarnya ia tidak berdiri, melainkan didirikan. Tuhan tidak diadakan. Tuhan itu Ada tanpa diadakan.

Allah Yang Menciptakan langit dan bumi serta yang berada diantara keduanya. [QS. As-Sajdah (32): 4]
Tidak pantas jika kita menyembah sesuatu yang diciptakan. Tidak pantas jika manusia menyembah Isa as., Uzair as, patung, Firaun, pohon, dewa-dewa, jin, malaikat, dsb. Sebab mereka semua diciptakan. Sesuatu yang diciptakan bukanlah Tuhan. Justeru Tuhan itulah yang mencipta segala yang ada. Allah berfirman dalam Al Qur`an surah Al-Anbiya` ayat 30 yang artinya:

, Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. [Fushshilat: 11-12]Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan

 Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? [Al-Anbiya`: 30],

kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah

Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. [Adz-Dzariyat: 47]

 itu. [Kejadian 1:1-2 TL]; maka Roh Allah berlayang-layang di atas muka Bahwa pada mula pertama dijadikan Allah akan langit dan bumi. Maka bumi itu lagi campur baur adanya, yaitu suatu hal yang ketutupan kelam

Pada tahun 1929, A.E. Hubble seorang astronom berkebangsaan Amerika menghadirkan sebuah penemuan besar. Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia mendapati cahaya dari bintang-bintang itu berubah ujung spektrumnya menjadi merah. Hal ini berarti, bintang tersebut menjauh dari tempat observasi. Artinya bintang menjauhi bumi secara tetap. Sebelumnya ia juga mendapati bahwa galaksi-galaksi dan bintang-bintang bergerak saling menjauh satu dengan yang lainnya. Ini menjelaskan bahwa ternyata alam semesta ternyata meluas tidak statis sebagaimana diklaim oleh kaum atheis.

Alam semesta yang meluas ini menunjukkan bahwa jika alam semesta dapat bergeak mundur dalam hal waktu, maka didapati bahwa alam semesta berasal dari titik tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa titik tunggal ini, mengandung pengertian semua zat atau materi yang ada di alam semesta, mempunyai volume nol dan kerapatan tak terbatas. Alam semesta tercipta melalui ledakan titik tunggal yang bervolume nol ini. Ledakan luar biasa dahsyatnya yang disebut Ledakan Dahsyat (Big Bang) ini menandai dimulainya alam
semesta. Adapun yang dimaksud dengan volume nol adalah ketiadaan.Harun Yahya, ]

Ini adalah bukti bahwa agama Islam bukanlah takhyul. Sebab keyaqinan bahwa alam semesta itu diciptakan oleh Allah dapat dijelaskan secara ilmiah. Justeru teori yang mengatakan bahwa alam semesta ini tidak diciptakan itulah yang merupakan kepercayaan takhyul yang tidak logis, tidak masuk aqal, tidak ilmiah, jahil, sesat. Jika tidak diatur oleh Allah, mana mungkin sebuah ledakan dahsyat dapat menghasilkan tatanan yang teratur seperti yang kita lihat pada alam semesta. Sebagaimana kita ketahui, setiap ledakan itu hanya menghasilkan kekacau-balauan. Tidak mungkin ledakan dinamit menghasilkan bangunan megah yang kokoh dan indah.

Tanpa Kekuasaan Allah, tentu zat-zat itu akan berhamburan tanpa kontrol. Tetapi pada kenyataannya, setelah peristiwa Big Bang, zat-zat itu bergerak dengan kecepatan dan arah yang sangat terkendali. Tentu saja Allah Yang telah menahan zat-zat tersebut agar tidak berhamburan tanpa kendali.

Maka patut bagi kita untuk berdzikir/ingat kepada Allah pada tiap-tiap yang maujud. Dzikir itu dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya dengan menyebut Asma Allah atau memujiNya dengan lisan dan juga meyaqini dengan hati; bisa juga dengan mengingat ni�mat yang telah Allah berikan; berfikir tentang keindahan dan keteraturan yang ada pada ciptaan Allah termasuk diri sendiri; mengambil pelajaran dari tokoh-tokoh terdahulu; mengambil pelajaran dari musibah dan peristiwa; dsb.

KEDUA, Tuhan haruslah Yang Terdahulu. Tuhan tidak didahului oleh ketiadaan. Sesuatu yang diawali dengan ketiadaan berarti sifat aslinya adalah tiada. Sedangkan kita sudah sepakat bahwa Tuhan itu sifat aslinya adalah Ada. Dia Ada karena Dia memang Ada, jika diawali ketiadaan, kemudian menjadi Ada, lalu siapa yang membuat dia menjadi Ada? Maka yang membuat menjadi ada itulah Tuhan, dan Tuhan tidak mungkin diadakan. Tuhan haruslah Terdahhulu.

Maka tidak pantas kita menyembah sesuatu yang didahului oleh ketiadaan. Astrofisikawan terkenal, Hugh Ross menuturkan, Jika permulaan waktu bersamaan dengan awal keberadaan alam semesta, seperti dijelaskan teorema-angkasa, maka penyebab alam semesta harus merupakan kesatuan yang berfungsi dalam suatu dimensi waktu yang sepenuhnya terpisah, dan sudah ada sebelumnya. Kesimpulan ini sangat penting untuk pemahaman kita tentang Siapa Yang Tuhan dan siapa/apa yang bukan Tuhan. Rabb bukanlah alam semesta (makhluq) itu sendiri dan tidak terkandung dalam alam semesta (baik ruang maupun waktu).
[Harun Yahya, Mengenal Allah Lewat Akal, hal. 23]

Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. [QS. Al-Ikhlash (112): 3]

Dia Yang Awwal dan Yang Akhir. [QS. Al-Hadid (57) : 3]

Akulah Yang Awal dan Akulah Yang Akhir, tidak ada Allah selain daripada-Ku. [Yesaya 44: 6]

KETIGA, Tuhan haruslah Kekal, tidak mungkin Tuhan itu sementara. Allah Ada, Allah adalah Yang Akhir, ketika semua makhluq telah binasa, Allah tetap Ada. Allah tidak mengalami sakit, tidak mengantuk, tidak tidur, tidak lelah, apalagi binasa.

Dan kekal Dzat Allah Yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan [Ar-Rahman (55): 27]
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. [Alquran 2:255]

Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. [Yesaya 40:28]
Maka tidak pantas kita menyembah sesuatu yang mengalami sakit, lelah, apalagi binasa. Dalam Alkitab dikatakan:

 disebabkan perjalanan, sebab itu ia duduk di pinggir sumur itu. [Yohanes (4): 6]Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat

. [Matius (8): 24]Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditelan gelombang, tetapi Yesus

Disebabkan alam semesta -termasuk kita- tidak kekal, maka sudah semestinya kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dan hari berbangkit.

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al-A raf: 56)

Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang. Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat. Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya). (Q.S. An-Naazi aat: 34-41)

Untuk memahami tentang semunya alam semesta dan relativitas waktu, kami jelaskan sedikit disini bahwa alam semesta itu seperti mimpi. Materi hanyalah imajinasi. Sewaktu kita bermimpi, kita merasa bahwa kita berjalan, bergerak, menyentuh sesuatu, merasakan sesuatu, mendengar sesuatu; padahal itu hanyalah imajinasi. Tetapi imajinasi yang kita rasakan dalam alam nyata adalah tanda dari apa yang akan kita alami di alam berikutnya. Apakah kita akan terbangun dari mimpi kemudian merasakan mimpi indah, atau kita terbangun dari mimpi kemudian merasakan mimpi buruk.

Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata: "Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya). Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami. Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. Yaa Siin: 51-54)

Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari. (Q.S. An-Naazi aat: 46)

Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapa lama kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berobah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (Q.S. Al-Baqarah: 259)

Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?" Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung." Allah berfirman:

"Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui." (Q.S. Al-mu`minun: 112-114)

Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. (Q.S. Al-Hajj: 47)

Mungkin Anda pernah melihat film flora tentang pertumbuhan sebuah benih. Anda melihat benih itu tumbuh
hanya dalam beberapa detik saja hingga ia menjadi tumbuhan dewasa. Padahal kenyataannya untuk tumbuh menjadi tumbuhan dewasa diperlukan waktu berminggu-minggu. Ketahuilah bahwa apa yang Anda lihat dalam film itu adalah peristiwa yang dipercepat. Tetapi si film seandainya ia dapat merasa seperti manusia- tidak merasa bahwa ia sedang menjalani percepatan. Ia merasa normal. Ia merasakan tiap frame dengan normal. Ia merasakan siang dan malam silih berganti dengan normal. Tetapi itu adalah perhitungan si film. Sedangkan bagi kita siang dan malam mulai dari benih hingga menjadi tumbuhan dewasa- pada si film terjadi hanya dalam waktu beberapa detik. Ternyata perhitungan si film terhadap dirinya berbeda dengan perhitungan kita terhadap si film.

KEEMPAT, Tuhan haruslah berbeda dengan alam semesta. Tidak mungkin Tuhan itu sama dengan ciptaan-Nya. Allah Mahakuasa, sedang makhluk adalah lemah, namun Allah yang memberi mereka kekuasaan.

Tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. [QS. Al-Ikhlash (112): 4]

Tiada yang serupa dengan Dia sesuatu pun. [QS. Asy-Syura (42): 11]

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. [Yesaya 40: 29]

Siapakah seperti Aku? [Yesaya 44:7]

KELIMA, Tuhan tidak butuh kepada yang lain. Tuhan tidak butuh makan, tidak lapar, tidak haus, tidak butuh air, tidak butuh udara, tidak butuh alam semesta. Ketakwaan dan kejahatan kita tidak berpengaruh kepada Kekuasaan dan Kerajaan Allah.

Sesungguhnya Allah Yang Kaya tidak butuh kepada alam semesta. [QS. Al-Ankabut (29): 6]
Maka tidak pantas jika kita menyembah sesuatu yang faqir. Tidak pantas kita menyembah sesuatu yang membutuhkan makanan dari Allah.

. Dekat jalan ia melihat pohon Ara, lalu pergi ke situ, tetapi ia tidak menemukan apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. [Matius (21): 12-13]Pada pagi hari dalam perjalanannya ke kota, Yesus merasa
Ayat Alkitab di atas menunjukkan bahwa Isa itu hanyalah manusia biasa yang merasakan lapar, dan beliau tidak tahu, kapan musim buah Ara. Faqir (membutuhkan sesuatu yang selain dirinya) dan tidak tahu bukanlah sifat Tuhan.

KEENAM, Tuhan itu Esa, Tunggal. Tidak mungkin Tuhan itu berbilang atau terpisah-pisah. Tidak mungkin sebagian dari Tuhan ada di sorga dan sebagian lagi ada di bumi.

Katakanlah wahai Muhammad: Allah itu Esa. [QS. Al-Ikhlash: 1]

Yesus menjawab, Hukum yang terutama adalah Dengarlah wahai orang Israel, TUHAN Allah kita, TUHAN itu Esa. [Mrk. 12 : 29]

KETUJUH, Tuhan itu Mahaberkuasa dan Menguasai. Kekuasaan Tuhan bukanlah pemberian dari yang lain. Sedangkan makhluq tidak berkuasa. Makhluq sifatnya lemah, lumpuh, tidak bisa berbuat apa-apa, maka makhluq tidak berbuat apa-apa. Yang Berbuat hanyalah Allah. Tetapi ingat, Allah Maha Tahu, Maha Adil, Maha Bjaksana.

Sedangkan manusia sangat bodoh dan zhalim. Apa yang diketahui manusia sangat sedikit jika dibandingkan dengan apa yang tidak diketahui oleh manusia. Maka tidak pantas manusia menyombongkan dirinya yang lemah. Sungguh tiada daya untuk menghindari kejahatan dan tiada kekuatan untuk berbuat kebajikan kecuali dengan Kasih-Sayang dan Kuasa Allah.

Dalam Al-Qur`an dan Alkitab (Matius 21:23-27) dijelaskan bahwa

kuasa Yesus adalah berasal dari ALLAH, bukan dari dirinya sendiri.

Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. [QS. Al-Baqarah (2): 20]

Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan. [QS. Ya Sin (36): 83]

; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman." [Q.S. Ali Imran: 49]; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu`jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan , itulah yang memberikan kesaksian tentang aku (bahwa aku adalah seorang rasul). [Yohanes 10:25 Pekerjaan-pekerjaan yang kulakukan
 kuasa kepadanya (kepada Yesus) [Yoh. 5:27] Dan Ia (ALLAH) telah
. [Yoh. 5: 19, 21]Yesus berkata: Anak tidak mengerjakan sesuatu dari dirinya sendiri  Anak menghidupkan barangsiapa

Yesus berkata: Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri. [Yoh. 5: 30]
segala kuasa... [Mat. 28:18]Yesus berkata: Kepadaku telah

KEDELAPAN, Tuhan itu Mahaberkehendak dan berbuat seperti apa yang Dia kehendaki, bukan seperti yang dikehendaki oleh pihak lain. Allah Yang Berkehendak. Apa yang dikehendaki oleh Allah pasti terjadi. Jika Ia Menghendaki sesuatu, maka ia cukup berfirman, Kun (Jadi), maka terjadilah (lihat Yaa Siin ayat 82). Dan Allah adalah Yang Baik. Yang dikehendaki oleh Allah adalah kebaikan. Tetapi kebodohan manusia tidak dapat menembus Hikmah Al Hakam.

Setiap peristiwa itu berhubungan dengan waktu. Jika Allah Berkalam, Kun pada setiap peristiwa dan waktu berarti Allah terperangkap pada waktu? Tidak, tidak demikian. Allah Berkalam, Kun dan semua peristiwa dari awal hingga akhir di alam semesta tercipta. Tetapi manusia merasakan tiap frame dari kehidupan secara bergantian sehingga mereka merasa bahwa waktu itu ada. Padahal waktu, sebagaimana materi, hanyalah imajinasi.

Anda mungkin pernah bermimpi yang mana dalam mimpi tersebut Anda merasa menjalaninya dengan sangat lama. Tetapi sewaktu Anda terbangun, ternyata Anda hanya tertidur selama beberapa puluh menit. Apa yang Anda rasakan sebagai waktu ternyata hanyalah imajinasi.

Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya. [QS. Al-Buruj (85): 16]
. [Yohanes 5:30]Yesus berkata: �Aku tidak menuruti kehendakku sendiri, akan tetapi

Aku datang bukan atas kehendakku sendiri, akan tetapi atas kehendak Dia yang mengutus aku. [Yoh. 8:42]
Maka jelaslah bahwa Yesus dikuasai oleh kehendak dan kuasa ALLAH. Yesus tidak berkuasa atas dirinya sendiri. Bagaimana mungkin Tuhan dikuasai? Maka Yesus bukanlah Allah, dia bukanlah Tuhan. Yesus hanyalah utusan Tuhan.

KESEMBILAN, Tuhan itu Mahatahu dan Dia Mengetahui. Allah Mengetahui segala sesuatu, walupun sesuatu itu, menurut kita, belum terjadi. Allah Mengetahui apa yang tersembunyi dan apa yang tersingkap. Sedangkan Yesus tidak Mahatahu.

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. [QS. Al-Hujurat: 16]
(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang saat itu (hari akhir), kapankah terjadinya? Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)? Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (kepada saat itu, hari berbangkit). Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari. [QS. An-Naziat (79): 42-46]
Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan anak pun tidak, hanya Bapa sendiri. [Matius 24:36]

KESEPULUH, Tuhan itu Hidup. Hidup Tuhan tidak berasal dari siapa pun, melainkan Tuhan Hidup dengan Sendiri-Nya. Dan mustahil Tuhan itu mati.

Dan serahkan dirimu (tawakkal) kepada Yang Hidup Dzat Yang tidak mati, [QS. Al-Furqan (25): 58]
 anak mempunyai hidup dalam dirinya. [Yoh. 5:26]Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam Diri-Nya, demikian juga

KESEBELAS, Tuhan itu Mahamendengar dan Tuhan itu Mendengarkan. Dia mendengar dan mengabulkan doa yang ditujukan kepadaNya. Adapun mengenai pengabulan doa, adakalanya Allah kabulkan seperti apa yang kita kehendaki, adakalanya Allah kabulkan seperti apa yang Allah kehendaki, dan itu baik bagi si pendoa, dan adakalanya Allah tangguhkan doanya itu dan diganti dengan yang lebih baik di akhirat kelak.

Jadi doa itu bukanlah untuk meminta apa yang kita kehendaki. Tetapi untuk menyampaikan keinginan kita. Dan Allah menyukai hamba-Nya yang berdoa kepada-Nya. Dengan kesukaan-Nya itu, maka Allah berikan yang terbaik bagi si hamba. Jika apa yang dikehendaki si hamba itu memang baik, maka Allah kabulkanlah seperti yang dikehendaki. Jika yang dikehendaki si hamba itu berakibat buruk, atau kurang baik, maka Allah berikan yang lebih baik dari apa yang dikehendaki si hamba.

Dan jika dikabulkan di dunia ini seperti yang diinginkan si hamba itu buruk, maka Allah menangguhkannya dan menggantinya dengan yang lebih baik, yaitu dengan ampunan dan kasih-sayang-Nya di akhirat kelak. Tetapi ada kalanya, seseorang itu berdoa, dan itu dapat berakibat buruk baginya, lalu Allah mengabulkannya sehingga ia semakin jauh dari Allah. Maka yang demikian itu adalah istidraj. Allah membiarkan dia terlena dalam kenikmatan, sehingga di hari kiamat, Allah dapat menyiksanya dengan siksa yang pedih diakibatkan kekufurannya.

Dan  Allah Mahamendengar lagi Mahamengetahui [QS. Al-Baqarah (2): 256]
Yesus berdoa: Ya Bapaku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaku, tetapi janganlah seperti yang kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki. [Mat. 26:39]

Bahkan Yesus berdoa semalaman dengan penuh kesungguhan agar diselamatkan dari penyaliban. Dan dia menyerahkan kepada Allah, apa yang terbaik baginya. Sebab Allah Mahamengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya yang Dia sayangi.

Dari sini, apakah Anda mau berkata bahwa Yesus bersedia disalib? Tidak, Yesus tidak bersedia disalib. Tidak ada yang namanya penyelamatan melalui penyaliban Yesus. Yesus diutus bukan untuk disalib, tetapi untuk menyelamatkan Israel dari kebinasaan dengan mengajarkan aqidah dan cara hidup (syariat) yang diridhoi Tuhan. Penyaliban Yesus bukanlah perintah Tuhan. Jika itu perintah Tuhan, mengapa Yesus enggan disalib. Sedangkan Abraham dan anaknya pun bersedia menjalankan perintah Tuhan.

Penyaliban Yesus itu adalah buah kedengkian imam-imam Yahudi. Supaya tidak dipersalahkan, mereka buatlah doktrin yang aneh ini melalui mulut Paulus yang penuh dengan dusta.

KEDUABELAS, Tuhan itu Mahamelihat dan Dia Melihat. Tidak mungkin Tuhan tidak dapat melihat dan tidak mungkin Tuhan tidak melihat. Allah melihat setiap kejadian yang ada di dunia ini.

Dan Allah Mahamelihat apa yang kamu perbuat. [QS. Al-Hujurat (49) : 18]

KETIGABELAS, Tuhan itu Mahaberkalam dan Dia Berkalam. Mustahil Allah bisu dan tidak berfirman. Tanpa Kalam Tuhan, mustahil alam ini menjadi ada. Alam ini menjadi ada karena Tuhan berfirman, Kun, jadilah.

Dan berkata Allah Ta ala kepada Musa dengan sebenar-benarnya Berkata. [An Nisa` (4) : 164]

Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia.  [QS. Al-Mu`min (40): 68]

Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: Jadilah! maka terjadilah ia. [QS. Ya Sin (36): 82]

Oleh Firman Tuhan langit dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentara-Nya. [Mazmur 33:6]

Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi, Dia memberi perintah, maka semuanya ada. [Mazmur 33:9]
Berfirmanlah Allah: Jadilah .... [Kej. 1:3,6,9,11,14,20,24,26]

Minggu, 10 April 2011

Al-QUR’AN DIKORUPSI 127 AYAT ??

Al-QUR’AN DIKORUPSI 127 AYAT?

(Menjawab Tudingan Misionaris JIL dan Penginjil Kristen)

Oleh: A. Ahmad Hizbullah M.A.G.

Sebagai konsekuensi dari dua kalimat syahadat, seorang Muslim meyakini Al-Qur’an sebagai satu-satunya kitab suci pamungkas yang tidak mengandung keraguan (la rayba fih) sedikit pun. Otentisitasnya dijamin langsung oleh Allah SWT, sehingga setiap huruf dan ayatnya selalu terjaga se­panjang masa dari segala perubahan (tahrif), baik penambahan, pengurangan, penyisipan, manipulasi, maupun perubahan tata letak ayat. Jaminan langsung dari Allah itulah yang menjadi penentu kemurnian Islam sebagai­mana yang diajarkan Rasulullah SAW.

Karenanya, para musuh Islam baik orien­talis Yahudi maupun Kristen yang ingin meruntuh­kan Islam, menjadikan Al-Qur’an sebagai sasaran tembak. Mereka berpikir, jika keyakinan terhadap otoritas (kehujjahan) Al-Qur’an ini runtuh, maka tidak ada lagi yang bisa dipertahan­kan dari Islam selain namanya (illa ismuhu).

Salah satu upaya yang mereka tempuh untuk meng­goyang keyakinan umat Islam terhadap orisinalitas Al-Qur’an adalah men­ciptakan ber­bagai kebohongan –yang dikemas sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek seolah-olah objektif dan ilmiah– bahwa mushaf Al-Qur’an yang ada di tangan umat Islam saat ini tidak sama dengan Al-Qur’an yang diwahyukan Tuhan kepada Nabi Muhammad. Mereka menuding proses pem­bukuan Al-Qur’an oleh Khalifah Abu Bakar dan Utsman RA banyak mengalami kesalahan dan distorsi.
Akhir-akhir ini, dalam berbagai situs, mailis dan blog, para penginjil giat menyerang otentisitas Al-Qur’an dengan berbagai syubhat. Beberapa situs di antaranya: http://www.ekaristi.org/, http://eInjil.com/, http://www.sarapanpagi.org/, www.indonesia.faithfreedom.org, dll.

Salah satu amunisi untuk menyerang Al-Qur’an, justru mereka kais dari mulut para liberalis berkedok Islam (kelompok JIL). Artikel  “Merenungkan Sejarah Al-Qur’an” tulisan Luthfi Assyaukanie dalam islamlib.com (17/11/2003), menjadi “durian runtuh” bagi para penginjil. Dalam artikel tersebut, pentolan JIL yang menjadi dosen Sejarah Pemikiran Islam di Universitas Paramadina Jakarta ini menuduh Al-Qur’an surat Al-Ahzab yang ada saat ini tidak sesuai dengan Al-Qur’an yang diajarkan Nabi Muhammad, karena dikorupsi 127 ayat pada proses pembukuannya. Berikut kutipannya:

“Perbedaan antara mushaf Utsman dengan mushaf-mushaf lainnya bisa dilihat dari komplain Aisyah, istri Nabi, yang dikutip oleh Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitabnya, al-Itqan, dalam kata-kata berikut: “pada masa Nabi, surah al-Ahzab berjumlah 200 ayat. Setelah Uthman melakukan kodifikasi, jumlahnya menjadi seperti sekarang [yakni 73 ayat].” (http://www.islamlib.com/id/page.php?page article&id=447).

Serangan para penginjil Kristen dan liberalis Muslim itu bukan hal yang baru, melainkan sudah kuno dan kadaluwarsa (out of date). Jauh sebelumnya tudingan ini telah dilontarkan oleh Robert Morey pada tahun 1992 dalam buku The Islamic Inva­sion. Morey menulis:

“Some verses missing. According to Professor Guillaume in his book, Islam, (p. 191 ff), some of the original verses of the Quran were lost. For example, one Sura originally had 200 verses in the days of Ayesha. But by the time Utsman standardized the text of the Quran, it had only 73 verses! A total of 127 verses had been lost, and they have never been recovered.” (The Islamic Invasion: Confronting the World’s Fastest Growing Religion, Harvest House Publishers, Eugene, Oregon, p. 121).

(Beberapa Ayat Hilang. Menurut Profesor Guil­laume dalam bukunya yang berjudul Islam, pada halaman 191 ff disebutkan bahwa beberapa ayat Al-Qur’an yang asli telah hilang. Contohnya adalah salah satu surat yang aslinya terdiri dari 200 ayat pada zaman Aisyah. Akan tetapi aneh­nya sesaat sebelum Utsman membukukan teks Al-Qur’an, jumlah ayatnya tersisa hingga 73 ayat! Sedangkan 127 ayat lainnya telah hilang begitu saja dan tidak pernah ditemukan lagi hingga sekarang).

Betapa kompaknya ocehan penginjil Kristen dan aktivis JIL itu, sangat cocok bagai cembul dapat tutupnya. Sama-sama menghujat, dan sama-sama tidak ilmiah.

Gaya mengkritik para penginjil, orientalis dan liberalis itu sangat kampungan dan tidak ilmiah sama sekali. Mereka hanya bisa menuding Al-Qur’an hilang tanpa menyebutkan teks ayat yang dituding hilang itu, apa motifnya, dan siapa yang menghilangkannya.

Hal ini berbeda dengan gaya ilmuwan Kristen ketika mengkritik Alkitab (Bibel), kitab suci mereka sendiri. Ketika memvonis kepal­suan ayat ketuhanan Trinitas dalam kitab 1 Yohanes 5:7-8: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]” (1 Yohanes 5:7-8).

Mmereka bisa membuktikan siapa yang pemalsunya, kapan terjadinya dan apa motif pemalsuan ayat tersebut. William Barclay –teolog terkemuka asal Skotlandia yang dikukuhkan menjadi Gurubesar dalam bidang Biblical Criticism tahun 1969– bisa menunjukkan asal-usul kepalsuan ayat Trinitas itu. Dengan data-data yang valid, di­bukti­kannya bahwa orang pertama yang mengutip ayat itu adalah Priscillian, seorang bidat asal Spanyol yang meninggal tahun 385. Sisipan teks ayat itu berasal dari komentar atau catatan pada margin Alkitab yang dimasukkan secara resmi ke dalam Alkitab karena dianggap mendukung doktrin Trinitas (William Barclay, The Daily Bible Study: the Epistles of John and Jude, [edisi Indonesia: Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Surat-surat Yohanes dan Yudas], hlm. 185-187).

Terhadap tudingan korupsi 127 ayat dalam Al-Qur’an, kita tidak bisa berkomentar banyak, karena tudingan tersebut disuguhkan apa adanya tanpa penelitian sedikit pun. Padahal, sebagai seorang ilmuwan terpelajar, seharusnya mereka melakukan penyelidikan lebih jauh, darimana riwayat kisah tersebut dikutip oleh Guillaume. Tuduhan ini tertolak dengan fakta-fakta berikut:

Pertama, Khabar dalam Al-Itqan yang dikutip oleh Luthfi Assyaukanie –maupun Profesor Guil­laume– tidak valid dan patut dipertanyakan, karena tidak mencamtumkan sanad yang shahih sampai kepada para shahabat.
Apalagi, para ulama hadits menyebut riwayat yang men­­catut nama Aisyah ummul mukminin itu sebagai “sanad yang paling lemah” (Tafsir At-Tahrir Wat-Tanwir X/246).

Senada dengan itu, Muhammad Izzah Daruzah yang telah melakukan penelitian terhadap tuduhan itu, menyebutnya sebagai khabar yang kurang dipercaya (dhaif) dan tidak terdapat dalam kitab hadits yang shahih. Maka tawaquf (abstain) dari khabar tersebut lebih afdhal. Selain itu, dalam mushaf Utsman RA dinukil dari mushaf yang telah disusun pada masa Abu Bakar RA, tidak mungkin terjadi penghapusan satu ayat pun, apalagi sampai ratusan ayat seperti yang dituduhkan itu. Apalagi Aisyah RA adalah wanita yang kuat hafalan baik terhadap ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits nabi. Sehingga sangat tidak masuk akal jika Aisyah hanya berdiam diri saat menjumpai ada ratusan ayat yang dihapus. Kalaupun pengurangan ayat itu terjadi tidak masuk akal pula kalau dirinya tidak membantah” (At-tafsir Al-Hadits; Tafsir Suwar Murattabah Hasba Nuzul, VIII/238-239).

Kedua, Secara logika, penyusutan ayat dari 200 menjadi 73, artinya hilang 127 ayat. Ini bukan suatu jumlah yang sedikit. Seandainya Utsman mengorupsi 127 ayat Al-Qur’an pada proses pem­bukuan, bisa dipastikan umat Islam akan ‘geger’ pada waktu itu, bahkan bisa terjadi konflik berdarah yang akan menggagalkan proses pembukuan Al-Qur’an. Jika berani mengo­rupsi ayat Al-Qur’an meskipun hanya satu ayat, pastilah Utsman akan menuai komplain dari para shahabat lainnya, karena sangat banyak shaha­bat yang hafal Al-Qur’an di luar kepala.

Ketiga, Riwayat dhaif tentang komplain Aisyah terhadap mushaf Al-Qur’an, semakin terbukti dengan adanya ijma’ (consensus) umat Islam terhadap mushaf Al-Qur’an pada waktu itu. Setelah mushaf Al-Qur’an pada masa Utsman selesai dibukukan, naskah tersebut diverifikasi dan dicek dengan mushaf yang dari Hafshah, lalu dibacakan kepada para shahabat di depan Utsman. Ternyata tak satupun shahabat yang mem­protes (komplain) terhadap mushaf Al-Qur’an tersebut. (The History of Qur’anic Text, edisi Indonesia: Sejarah Teks Al-Qur’an, hlm. 105).

Keempat,  Dalam sejarah pembukuan Al-Qur’an, tidak pernah terjadi ayat yang hilang, karena sejak zaman Nabi, Al-Qur’an sudah dihafal oleh ratusan shahabat secara mutawatir. Yang terjadi adalah terselipnya media catatan ayat pada proses pembukuannya, padahal ayat tersebut sudah dihafal di luar kepala oleh para shahabat. Jika hal ini terjadi, maka penulisan ayat Al-Qur’an dalam mushaf belum dapat dilakukan, karena penulisan ayat dilakukan jika memenuhi dua syarat: adanya hafalan yang dihafal­kan langsung dari Rasulullah SAW dan adanya tulisan yang ditulis langsung di hadapan Rasulullah. Jika para shahabat sudah hafal suatu ayat tapi tulisannya belum dijumpai, maka tulisan tersebut dicari sampai ketemu, baru kemudian ditulis dalam mushaf.

Misalnya, surat Al-Ahzab 33 belum ditemu­kan catatannya, sementara ayat tersebut sudah dihafal di luar kepala oleh para shahabat. Pada­hal Abu Bakar mempersyaratkan adanya cata­tan Al-Qur’an yang disaksikan oleh dua orang ketika ditulis langsung di hadapan Rasulullah.

Maka ayat yang dimaksud dicari-cari terus, hingga akhirnya diketemukan pada catatan shaha­bat Abu Khuzaimah bin Aus Al-Anshary. Demi­kian pula dengan surat At-Taubah 128-129, yang akhirnya diketemukan di kediaman shahabat Khuzaimah bin Tsabit.

Tak satupun ayat Al-Qur’an yang hilang, karena ayat-ayat itu langsung dihafal oleh para shaha­bat setelah diwahyukan kepada Nabi SAW. Dan tidak pernah terjadi perbedaan naskah Al-Qur’an menurut Aisyah dengan naskah Al-Qur’an yang dibukukan oleh kepanitiaan yang dibentuk oleh Utsman bin Affan.
Itulah salah satu cara penjagaan Allah terhadap Al-Qur’an adalah menjadikannya sebagai mukjizat yang penuh dengan keindahan struktur sehingga mudah dihafalkan orang, meskipun orang itu tidak paham bahasa Arab.
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Qs Al-Qalam 17, 22, 32, 40).
Buah penjagaan Allah terhadap kitab suci-Nya adalah tidak adanya perbedaan Al-Qur’an yang beredar di seluruh dunia. Di negara mana­pun, Al-Qur’an tetap sama dan seragam, dalam bahasa Arab yang sudah dihafal oleh jutaan huffaz.

Fakta-fakta itu seharusnya bisa mencelikkan mata para para penginjil, orientalis dan liberalis. Bila mereka keukeh tidak mau menerima kebenaran Al-Qur’an, bahkan terus-menerus menghujatnya, masih adakah perbedaan aqidah antara para misionaris JIL dan penginjil Kristen itu, selain kolom agama di KTP?

Sabtu, 09 April 2011

Kenapa Wanita Banyak Memeluk Islam Dari Pada Kristen??

Kenapa Wanita Banyak Memeluk Islam Dari Pada Kristen??

Menurut "The Plain Truth", February 1984, dalam 50 tahun terakhir, mengutip dari "World Almanac dan Book of Facts 1935" dan "Reader's Digest Almanac and Yearbook 1983", antara 1934 dan 1984.
Kristen meningkat 47% Penduduk dunia meningkat 136% Islam meningkat 235%

100.000 orang per tahun di Amerika saja, memeluk Islam. Untuk setiap 1 laki-laki masuk Islam, 4 perempuan memeluk Islam.

Mereka menemukan KETERANGAN dan tidak mendasarkan keputusan mereka pada media. Mereka menyadari bahwa mereka berhak untuk mengetahui kebenaran murni lengkap.

Inilah alasan keterangan dari beberapa wanita yang diwawancarai
  1. Alkitab mengatakan Narapidana Perempuan sebagai seorang berdosa (mis. Hawa memetik dari pohon terlarang) (Kejadian 2:04-3:24). Al Qur'an itu Mengklarifikasikan itu bahwa setanlah yang membujuk adam bukan Hawa, hawa dan adam sama-sama memakan adam tidak dibujuk Hawa. (Qur'an 7:19-25 )
  2. Alkitab mengatakan "Lahirnya Putri adalah kerugian" (Sirakh 22:03). Quran mengatakan kedua adalah Kehendak Allah (Qur'an 42:49)
  3. Alkitab melarang perempuan dari berbicara di gereja (I Korintus 14:34-35). Quran mengatakan wanita dapat berdebat dengan Nabi (58:1)
  4. Dalam Alkitab, Wanita bercerai diberi label sebagai pezina perempuan, tidak untuk laki-laki (Matius 5:31-32. Al Qur'an tidak memiliki standar ganda Alkitab (Qur'an 30:21]
  5. Dalam Alkitab, janda dan saudara perempuan tidak mewarisi Semua harta atau kekayaan, hanya pria [Bilangan 27:1-11]. Al Qur'an dihapus ini keserakahan laki-laki (Qur'an 04:22) dan Allah melindungi semua.
  6. Alkitab Memungkinkan Poligami sebanyak-banyaknya hingga ribuan contohnya Istri dan gundik para raja atau nabi yahudi(Raja-Raja 11:03 ). Dalam Alquran, Tuhan membatasi jumlah sampai 4 hanya dalam situasi tertentu (dengan izin istri) dan Anda lebih suka kawin hanya satu istri (Quran 4:03 )Alquran memberi wanita hak untuk memilih siapa yang dinikahi.
  7. Jika seorang pria bertemu dengan perawan dan lelaki tersebut memperkosanya, ia harus membayar ayah wanita lima puluh syikal uang peraknya. Dia harus menikahi gadis, Dia tidak pernah bisa bercerai seumur hidup"[Ulangan 22:28-30]. Kita harus mengajukan pertanyaan sederhana di sini, yang benar-benar dihukum, orang yang memperkosa wanita atau perempuan yang diperkosa? Menurut Alkitab, Anda harus menghabiskan sisa hidup Anda dengan orang yang memperkosa Anda.Nabi Muhammad mengatakan (Volume 9, Buku 86, Nomor 101) Diriwayatkan oleh Aisha: "Ini adalah penting untuk mendapat persetujuan dari seorang wanita" (untuk pernikahan).
  8. Alkitab juga meminta perempuan untuk mengenakan tudung seperti dalam Islam (I Korintus 11:3-10)
  9. Perempuan baru diberi hak untuk Memilih kurang dari 100 tahun yang lalu di (AS), sedangkan Quran memberi wanita hak suara hampir 1.500 tahun yang lalu.
  10. Para ilmuwan Kristen menyatakan Alquran adalah dari Allah. Sedangkan para Ilmuan Islam mengatakan Alkitab buatan manusia

Mengapa Islam mengharamkan daging babi ?

Mengapa Islam mengharamkan daging babi?

oleh Islamic Science Group [ ISG ]
 
Sebelum kita bahas, mohon perhatian arahkan ke satu persoalan berikut: “Mengapa Islam mengharamkan daging babi?”

Mohon jangan menjawab, “Karena daging babi mengandung telur cacing pita.” Di masyarakat sendiri sudah lama beredar bantahan seperti ini, “Kalau babi haram karena cacing pita, maka jika ia dimasak dalam suhu yang sangat panas (misalnya di atas 500 º C), telur-telur cacing pitanya pasti mati.” Masalahnya, kalau suhunya kepanasan, nanti dagingnya akan gosong. Lalu siapa yang mau makan daging gosong seperti areng? Tetapi masalahnya, di jaman Nabi Saw belum mengenal masalah cacing pita. Tidak mungkin Syariat Islam menghukumi sesuatu dengan alasan yang baru muncul ribuan tahun kemudian (di jaman kita).
Al Qur’an jelas telah mengharamkan memakan daging babi. Hal itu dapat dilihat pada Surat Al Baqarah 173, Surat Al Maa’idah 3, Surat Al An’aam 145, dan Surat An Nahl 115. “Diharamkan atas kalian memakan bangkai, darah (yang mengalir), daging babi, dan apa saja yang disembelih atas nama selain Allah.” (Al Maa’idah: 3).

Jadi, tidak diragukan lagi bahwa daging babi adalah HARAM.

Dalam bahasa Inggris ada ungkapan, “You are as you eat!” (kamu adalah seperti yang kamu makan).

Kalau seseorang banyak makan babi, maka sifat-sifat babi akan masuk ke dalam darahnya, lalu ikut membentuk karakternya. Di antara sifat babi adalah sebagai berikut:

(1) Tidak kenal rasa jijik, sampai kotoran sendiri juga dimakan;
(2) Tidak kenal etika reproduksi, sampai anak babi melakukan pembuahan ke induk babi, satu betina digarap oleh beberapa pejantan;
(3) Babi termasuk binatang yang tidak kenal rasa cemburu, sekalipun pasangannya diambil oleh babi lain [bandingkan dengan ayam jago];
(4) Babi adalah hewan yang sangat egois, hanya mementingkan diri sendiri. Rasa kasihnya, sekalipun ke anaknya sendiri sangat kurang. Dan lain-lain karakter. Wajar saja jika Yahudi mendukung penyebaran produk derivate babi seluas-luasnya. Tujuannya untuk menghancurkan mentalitas kaum-kaum di luar Yahudi.

Perlu dipahami, bukan hanya Muslim yang diharamkan makan babi, tetapi orang-orang Yahudi juga sangat mengharamkan hal itu. Yahudi bersih dari mengonsumsi daging babi. Konsumen babi di dunia kebanyakan adalah Nasrani dan kaum Musyrikin. Tetapi perlu dicatat, bahwa Yahudi sangat mendukung program BABI-ISASI, yaitu pemanfaatan semua sisi material babi untuk digunakan seluas-luasnya dalam berbagai keperluan hidup. Bahkan bisa jadi, Yahudi adalah sponsor utama agenda mengotori dunia dengan material berbahan babi itu. Tetapi luar biasanya, Yahudi sendiri sangat menjaga dirinya dari berbagai unsur babi itu. Yahudi ingin selamat sendiri, sementara orang lain dibiarkan rusak.
Ibrah dari kejadian yang berlangsung ketika Imam Muhammad Abduh mengunjungi Perancis. Mereka bertanya kepadanya mengenai rahasia diharamkannya babi dalam Islam. Mereka bertanya kepada Imam, "Kalian (umat Islam) mengatakan bahwa babi haram, karena ia memakan sampah yang mengandung cacing pita, mikroba-mikroba dan bakteri-bakteri lainnya. Hal itu sekarang ini sudah tidak ada. Karena babi diternak dalam peternakan modern, dengan kebersihan terjamin, dan proses sterilisasi yang mencukupi. Bagaimana mungkin babi-babi itu terjangkit cacing pita atau bakteri dan mikroba lainnya.?"
Selanjutnya beliau berkata, "Saudara-saudara, daging babi membunuh 'ghirah' orang yang memakannya. Itulah yang terjadi pada kalian. Seorang lelaki dari kalian melihat isterinya bersama lelaki lain, dan membiarkannya tanpa rasa cemburu, dan seorang bapak di antara kalian melihat anak perempuannya bersama lelaki asing, dan kalian membiarkannya tanpa rasa cemburu, dan was-was, karena daging babi itu menularkan sifat-sifatnya pada orang yang memakannya."

Yg mengherankan,kenapa Islam (red.Nabi Muhammad) mengharamkan BABI?
padahal di Arab yg tandus bukan habitat BABI atau katakanlah BABI termasuk hewan yg tidak populer di wilayah tsb....?

Artinya menurut saya, terlihat jelas bahwa pengharaman Babi bukan domain dari Nabi Muhammad (manusia) tapi menjadi domain mutlak Allah. Karena manusia tidak punya hak menghalalkan yg haram atau sebaliknya.....

"Dan jangan kamu berani mengatakan terhadap apa yang dikatakan oleh lidah-lidah kamu dengan dusta; bahwa ini halal dan ini haram, supaya kamu berbuat dusta atas (nama) Allah, sesungguhnya orang-orang yang berani berbuat dusta atas (nama) Allah tidak akan dapat bahagia." (an-Nahl: 116)



Imam Muhammad Abduh tidak langsung menjawab pertanyaan itu, dan dengan kecerdikannya beliau meminta mereka untuk menghadirkan dua ekor ayam jantan beserta satu ayam betina, dan dua ekor babi jantan beserta satu babi betina. Mengetahui hal itu, mereka bertanya, "Untuk apa semua ini?" Beliau menjawab, "Penuhi apa yang saya pinta, maka akan saya perlihatkan suatu rahasia." Mereka memenuhi apa yang beliau pinta. Kemudian beliau memerintahkan agar melepas dua ekor ayam jantan bersama satu ekor ayam betina dalam satu kandang. Kedua ayam jantan itu berkelahi dan saling membunuh, untuk mendapatkan ayam betina bagi dirinya sendiri, hingga salah satu dari keduanya hampir tewas. Beliau lalu memerintahkan agar mengurung kedua ayam tersebut. Kemudian beliau memerintahkan mereka untuk melepas dua ekor babi jantan bersama dengan satu babi betina. Kali ini mereka menyaksikan keanehan. Babi jantan yang satu membantu temannya sesama jantan untuk melaksanakan hajat seksualnnya, tanpa rasa cemburu, tanpa harga diri atau keinginan untuk menjaga babi betina dari temannya.