Senin, 11 April 2011

Pilih kitab cerita / dongeng atau kitab petunjuk manusia ?!

Pilih kitab cerita / dongeng atau kitab petunjuk manusia ?!

Banyak sekali orang Kristian (yang juga sering menjadi fans FFI ) yang membanggakan bahwa kitabnya lebih lengkap dan terperinci dibandingkan Al Qur'an.

dan diantara mereka mempertanyakan ayat

أَفَغَيْرَ اللّهِ أَبْتَغِي حَكَماً وَهُوَ الَّذِي أَنَزَلَ إِلَيْكُمُ الْكِتَابَ مُفَصَّلاً وَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْلَمُونَ أَنَّهُ مُنَزَّلٌ مِّن رَّبِّكَ بِالْحَقِّ فَلاَ تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ

afaghayra allaahi abtaghii hakaman wahuwa alladzii anzala ilaykumu alkitaabamufashshalan waalladziina aataynaahumu alkitaaba ya'lamuuna annahu munazzalun min rabbika bialhaqqi falaa takuunanna mina almumtariina

Al-An`aam:114
Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al Quraan) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Quraan itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu.


الَر كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِن لَّدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ

alif-laam-raa kitaabun uhkimat aayaatuhu tsumma fushshilat min ladun hakiimin khabiirin

Hud:001
Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci [707], yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu,

dan dalam hal ini yang perlu dijelaskan adalah tentang pemahaman 'terperinci' dalam terjemahan tersebut...
apakah sama dengan pemahaman bahwa terperinci adalah bercerita / mengisahkan yang sedetail-detailnya?

maka kalau anggapan mereka kalau frase terjemahan terperinci tersebut seperti anggapan bahwa semua harus detail-sedetailnya seperti dongeng / sejarah.. maka mereka salah alamat memahami frase terjemahan tersebut!

karena Al-qur'an bukan kitab cerita tetapi kitab yang dijadikan petunjuk bagi manusia dan didalamnya memang ada kisah-kisah / cerita yang tujuannya jelas untuk pengajaran bagi manusia-manusia yang mau menggunakan akalnya

لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُوْلِي الأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثاً يُفْتَرَى وَلَـكِن تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

laqad kaana fii qashashihim 'ibratun li-ulii al-albaabi maa kaana hadiitsan yuftaraa walaakin tashdiiqa alladzii bayna yadayhi watafshiila kulli syay-in wahudan warahmatan liqawmin yu/minuuna

[12:111] Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

dan ini bisa dilihat dari susunannya...

dan untuk mempermudah saya akan coba memberikan contoh beberapa pembuka surat didalam Al-qur'an

1 Qs Al baqarah 1:1-5
الم

alif-laam-miim

[2:1] Alif laam miin.10

ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

dzaalika alkitaabu laa rayba fiihi hudan lilmuttaqiina

[2:2] Kitab11 (Al Quraan) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,12

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ

alladziina yu/minuuna bialghaybi wayuqiimuuna alshshalaata wamimmaa razaqnaahum yunfiquuna

[2:3] (yaitu) mereka yang beriman13 kepada yang ghaib,14 yang mendirikan shalat,15 dan menafkahkan sebahagian rezki16 yang Kami anugerahkan kepada mereka.

والَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

waalladziina yu/minuuna bimaa unzila ilayka wamaa unzila min qablika wabial-aakhirati hum yuuqinuuna

[2:4] dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu,17 serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.18

أُوْلَـئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

ulaa-ika 'alaa hudan min rabbihim waulaa-ika humu almuflihuuna

[2:5] Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.19

2. Qs Ali Imran

الم

alif-laam-miim

[3:1] Alif laam miim.

اللّهُ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

allaahu laa ilaaha illaa huwa alhayyu alqayyuumu

[3:2] Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya181.

نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنزَلَ التَّوْرَاةَ وَالإِنجِيلَ

nazzala 'alayka alkitaaba bialhaqqi mushaddiqan limaa bayna yadayhi wa-anzala alttawraata waal-injiila

[3:3] Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,

مِن قَبْلُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَأَنزَلَ الْفُرْقَانَ إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِآيَاتِ اللّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَاللّهُ عَزِيزٌ ذُو انتِقَامٍ

min qablu hudan lilnnaasi wa-anzala alfurqaana inna alladziina kafaruu bi-aayaati allaahi lahum 'adzaabun syadiidun waallaahu 'aziizun dzuu intiqaamin

[3:4] sebelum (Al Qur'an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan182. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa).

3. Qs An nisa

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

yaa ayyuhaa alnnaasu ittaquu rabbakumu alladzii khalaqakum min nafsin waahidatin wakhalaqa minhaa zawjahaa wabatstsa minhumaa rijaalan katsiiran wanisaa-an waittaquu allaaha alladzii tasaa-aluuna bihi waal-arhaama inna allaaha kaana 'alaykum raqiiban

[4:1] Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya263 Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain264, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

وَآتُواْ الْيَتَامَى أَمْوَالَهُمْ وَلاَ تَتَبَدَّلُواْ الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ وَلاَ تَأْكُلُواْ أَمْوَالَهُمْ إِلَى أَمْوَالِكُمْ إِنَّهُ كَانَ حُوباً كَبِيراً

waaatuu alyataamaa amwaalahum walaa tatabaddaluu alkhabiitsa bialththhayyibi walaa ta/kuluu amwaalahum ilaa amwaalikum innahu kaana huuban kabiiraan

[4:2] Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar.

dan sekarang kita bandingan dengan ayat-ayat alkitab..

1. kitab kejadian 1:1-5

1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
1:3 Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
1:4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

2. kitab keluaran 1: 1-6

1:1 Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing:
1:2 Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda;
1:3 Isakhar, Zebulon dan Benyamin;
1:4 Dan serta Naftali, Gad dan Asyer.
1:5 Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir.
1:6 Kemudian matilah Yusuf, serta semua saudara-saudaranya dan semua orang yang seangkatan dengan dia.

3. mat :1-1

1:1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
1:2 Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,
1:3 Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram,

atau juga bisa lihat lukas 1 (kebetulan ada netter kristen yang coba membandingkan kisah alkitab dan al qur'an) ia menyodorkan ayat-ayat ini..

1:1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,
1:2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.
1:3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu,
1:4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.
1:5 Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.

Sekarang kita lihat kitab yang lengkap ini:
PERTENTANGAN di dalam Injil

"Tuhan menghasut Daud ... " (Injil - 2 Samuel 24: 1) atau

 "setan membujuk Daud ..." (Injil - 1 Tawarikh 21: 1).

700 atau 7000? "penunggang kuda" atau "pejalan kaki"... ? (Injil - 2 Samuel 10: 18 vs 1 Tawarikh 19: 18)

Sulaiman memiliki 2000 kamar mandi atau 3000 kamar mandi? (Injil - 1 Raja-raja 7: 26 vs 2 Tawarikh 4: 5).

Sulaiman memiliki 4000 atau 40.000 kandang kuda? (Injil - 2 Tawarikh 9:25 vs 1 Raja-raja 4:26)

Apakah Saul meminta petunjuk dari Tuhan atau tidak meminta petunjuk? (Injil - 1 Samuel 28: 6 vs 1
Tawarikh 10: 13-14).

Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga" (Injil - Yohanes 3: 13).

Bertentangan dengan: "Elia naik kesorga" 2 Raja-raja 2: 11, "Henokh naik ke sorga", Kejadian 5: 24.

Yesus tidak kehilangan seorangpun dari murid-muridnya. (Injil - Yohanes 18: 9)

Bertentangan dengan: "Dia hanya kehilangan seorang. (Injil - Yohanes 17: 12).

"Semua berdosa." (Injil - 2 Tawarikh 6: 36)

Bertentangan dengan: "Setiap orang yang lahir dari Allah; tidak berbuat dosa lagi ..." (Injil - 1 Yohanes 3: 9).


SILSILAH YESUS:

Umat Kristen telah menyusun dua daftar silsilah Yesus yang berbeda; yaitu Matius 1: 1-16 dan Lukas 3: 23-38. Pada kedua daftar ini terdapat 66 nama. Hanya ada satu nama yang sama dari keduanya, yaitu Yusuf si tukang kayu, padahal dia seharusnya tidak perlu disebutkan karena Yesus bukan berasal dari benihnya.


KEMUSTAHILAN di dalam kitab Tuhan (?) Injil:

Seekor keledai berbicara (Bilangan 22:27-28)

Unggas berkaki empat (Imamat 11: 20)

Kelahiran anak perempuan mempunyai masa nifas dua kali lebih banyak (Imamat 12: 1,2,5).

Samgar membunuh 600 orang dengan sebuah tongkat penghalau lembu (Hakim-hakim 3: 31 ).

Samson membunuh 1000 orang dengan tulang rahang keledai (Hakim-hakim 15: 15-16).

Seekor macan tutul berkepala tujuh (Wahyu 13: 1-2).

Memakan tahi dan meminum air kencing (2 Raja-raja 18: 27 dan Yesaya 36: 12)

Kotoran pada muka para imam (Maleakhi 2: 3).

Memakan roti dengan tahi (Yehezkiel 4: 12-15).

Samson berhubungan seks dengan pelacur di Gaza (Hakim-hakim 16: 1).

Rut tinggal bersama sebagai suami istri dengan Boaz di tempat pengerikan (Rut 3: 4-15).

Daud tidur dengan perawan yang masih muda (1 Raja-raja l: 1,3).


INCEST:

"Hubungan seksual antara dua orang yang mempunyai hubungan yang sangat dekat." (Kamus New Collins). Contohnya, antara ayah dan anak perempuannya, anak laki-laki dan ibunya, ayah dan menantu perempuannya, kakak laki-laki dan adik perempuannya, dan lain sebagainya.

Perzinahan di Dalam Kitab Tuhan (?) Antara Seorang Ayah dan Anak Perempuannya:
"Pada malam itu mereka (kedua anak perempuan Lot) memberi ayah mereka (Lot) minum anggur; lalu anak perempuan yang lebih tua berhubungan seksual dengannya. Keesokan harinya berkatalah sang kakak kepada adiknya: "Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; Sebaiknya malam ini kita beri dia minum anggur lagi; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, sehingga masing masing kita akan mempunyai anak dari ayah kita.

'Demikianlah pada malam itu juga mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu anak perempuan yang lebih muda berhubungan seksual juga dengan ayahnya; ... Dengan cara ini mengandung kedua anak Lot itu dari ayah mereka." (Injil - Kejadian 19:33-36; dalam buku aslinya Kejadian 19: 33-35).
Dari "Good News Bible in Today's English"

Pada Injil versi yang lebih lama, seperti versi King James dan Katholik-Roma, "Hubungan Seksual" dengan samar dilukiskan dengan "Menyambung Keturunan Dari Ayah Kita."

Perzinahan Antara Ibu dan Anak Laki-lakinya:
"Ruben (anak laki-laki tertua Yakub), pada saat ayahnya tidak ada, berhubungan seksual dengan Bilhah, gundik ayahnya ..." (Injil - Kejadian 35: 22).

Pada Injil versi yang lebih lama, kata "berbaring" digunakan untuk melukiskan "Hubungan Seksual".

Perzinahan Antara Mertua dan Menantu Perempuannya:
"Ketika Yehuda melihat dia (Tamar, menantu perempuannya), disangka dia seorang perempuan sundal, karena ia menutupi mukanya.

Lalu berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan di tepi jalan itu serta berkata: "Marilah, berapa bayaranmu, " (ia tidak tahu bahwa perempuan itu menantunya).

Perempuan itu bertanya, "Apakah yang akan kau berikan kepadaku?" (untuk berhubungan seks dengan saya)

Jawabnya: "Aku akan mengirimkan kepadamu seekor anak kambing dari anak kambing dombaku."

Perempuan itu berkata: "Asa1 engkau memberikan tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya kepadaku."

"... Lalu diberikannyalah semua itu kepadanya, lalu ia berhubungan seks dengannya, dan karenanya perempuan itu mengandung" (Injil - Kejadian 38: 15-18)

"Dikutip dari Good News Bible

Dari hubungan zinah antara ayah dan menantunya ini, lahirlah anak kembar yang kemudian menjadi nenek moyang Yesus Kristus. Lihat Matius 1: 3:

"Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar ... "
Perzinahan dan Perkosaan antara Kakak Laki-laki dan Adik Perempuannya:

"... dan berkata kepadanya: (Tamar, adiknya; jangan campur adukkan dengan Tamar di atas) "Marilah tidur dengan aku (berhubungan seks denganku), adikku."

"Tetapi gadis itu berkata kepadanya, "Tidak kakakku (Amnon, salah seorang anak laki-laki Daud), jangan perkosa aku ... "

"Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan karena ia lebih kuat darinya, diperkosanyalah dia (adiknya), lalu tidur dengan dia." (Injil - 2 Samuel 13: 10-14).

Perkosaan dan Perzinahan Secara Keseluruhan antara Anak Laki-laki dan Ibunya!

"Maka dibentangkanlah kemah bagi Absalom (anak laki-laki raja Daud) di atas Sotoh, lalu Absalom melakukan hubungan seksual dengan gundik-gundik ayahnya di depan mata seluruh Israel."

"... di depan mata semua orang" dalam versi King James diterjemahkan menjadi "di depan mata seluruh Israel.

"Hal ini sesuai dengan janji Tuhan kepada raja Daud:

"Beginilah firman Tuhan. Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu (Daud) yang datang dari kaum keluargamu sendiri: Aku akan mengambil istri-istrimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain (pada kenyataannya oleh anak laki-lakinya sendiri); orang itu akan tidur (melakukan hubungan seksual) dengan istri-istrimu di siang hari (dengan semua orang melihat kejadian tersebut). Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi (dengan Bath Sheba, istri Uriah), tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan." (Injil - 2 Samuel 12: 11-12).

Variasi tipe-tipe perzinahan lainnya dapat dilihat pada Imamah 18: 8-18, 20: 11-14 dan 17-21.

Maka sangat jelas sekali format alkitab dan Al-qur'an sangat berbeda sekali...

maka dengan melihat sekilas saja, maka mana kitab cerita / dongeng dan mana kitab petunjuk / pengajaran bagi manusia sudah begitu mudah dibedakannya..

maka mana yang akan anda pilih??

BENARKAH ISLAM MERENDAHKAN KAUM WANITA ?

MENJAWAB TUDUHAN & FITNAH - Benarkah Islam Merendahkan Kaum Wanita!?

Bismillaahirrahmanirrahiim

Islam datang ketika sebagian manusia mengingkari kemanusian wanita, dan sebagian lainnya meragukan. Jika pun ada yang mengakui kemanusiaannya, mereka masih menganggap bahwa wanita itu makhluk yang diciptakan semata-mata untuk melayani kaum laki-laki.

Bahkan di kalangan bangsa Arab, kaum wanita sangat terhina, sampai-sampai ada sebagian dari mereka yang mengubur hidup-hidup anak perempuannya, sebagaimana di sebutkan dalam firman Allah :

“Apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup) ?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (QS. An-Nahl {16}:58-59).

Pada waktu itu, bangsa Arab tidak memberikan warisan kepada kaum wanita dan anak-anak, melainkan memberikannya kepada orang-orang yang berperang menghadapi musuh. Bangsa Arab juga merampas hak warisan secara paksa dari kaum wanita dengan mendatangi suami si perempuan dan kemudian melemparkan baju diatas badanya seraya berkata, “Aku mewarisi hartanya sebagaimana engkau mewarisi hartanya!”

Maka mereka pun menjadi lebih berhak daripada perempuan itu. Ada sebagian dari mereka yang memaksa budak-budak perempuan mereka untuk melakukan pelacuran agar mendapatkan uang untuk mereka. Juga ada yang mewarisi istri-istri mereka bagaikan mewarisi sejumlah barang. Demikianlah kekacauan lembaga keluarga di zaman pra-Islam. Naudzubillah tsumma naudzubillah… :’(

Kemudian datanglah Islam memberikan kepada kaum wanita hak-hak mereka secara adil dan menjadikan mereka sebagai tonggak keluarga, memperhatikan dan menjaga mereka, juga memelihara kesucian serta menempatkan mereka dalam kedudukan yang sesuai dengan keadaan mereka. Karenanya, Islam mengatur pewarisan kaum wanita dan menjelaskan hak-hak mereka dalam firman Allah :

“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.” (QS. An-Nisaa’ {4}:7).

Islam mengharamkan mewarisi kaum wanita secara paksa, seperti disebutkan dalam firman Allah : “Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagimu mewarisi wanita dengan paksa. …” (QS. An-Nisaa’ {4}:9).

Islam juga mengharamkan pemaksaan budak wanita untuk melakukan pelacuran, sebagaimana ditegaskan Allah ta’ala dalam firman-Nya : “…Dan janganlah engkau memaksa budak perempuan untuk melakukan pelacuran, sementara mereka sendiri menginginkan kesucian, karena engkau hendak mencari keuntungan duniawi …” (QS. An-Nuur {24};33).

Demikian pula, Islam melarang menikahi istri ayah dengan kalimat yang mengecam dosa ini, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah : “Dan janganlah kalian mengawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, kecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).” (QS. An-Nisaa’ {4}:22).

Wahai saudara-saudariku tersayang rahiimakumullaah…

Sungguh mulia-lah Islam! Karena ia datang memuliakan kaum wanita, menegaskan eksistensi kemanusiaannya, dan mengakui kelayakannya menerima tugas dan tanggung jawab, pembalasan, dan mengakui akan haknya untuk masuk surga.

Islam menghargai wanita sebagai manusia terhormat. Sebagaimana kaum laki-laki, wanita juga mempunyai hak-hak kemanusiaan, karena keduanya berasal dari “satu pohon”. Keduanya merupakan dua bersaudara yang dilahirkan oleh satu ayah, yaitu Adam dan satu ibu, yaitu Hawa.

Secara umum keduanya berasal dari satu keturunan dan sama dalam karakter kemanusiaannya. Keduanya sama dalam hal beban dan tanggung jawab. Di akhirat pun kelak bakal sama-sama menerima pembalasan, sebagaimana diberitakan oleh al-Qur’an :

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa’ {4}:1).

Duhai saudara-saudariku tercinta rahiimakumullaah…

MEREKA KATAKAN BAHWA POLIGAMI ITU MERENDAHKAN & MANZHOLIMI KAUM WANITA…!?

Orang-orang Kristen dan orientalis mem-blow up tema poligami ini seakan-akan merupakan salah satu syi’ar Islam yang wajib atau minimal sunnah untuk dikerjakan tanpa syarat apapun.

Hal ini merupakan KESESATAN dan PENYESATAN. Sebab sesungguhnya Islam mensyaratkan kebolehan berpoligami, jika adanya kepercayaan diri seorang MUKMIN untuk berlaku ‘adil’ terhadap para istrinya. Artinya Islam memerintahkan cukup ber-istri-kan satu saja, seandainya seorang muslim khawatir tidak mampu berlaku adil atau takut berbuat zholim. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman : “…Jika kamu takut berlaku tidak adil, maka cukuplah satu istri …” (QS. An-Nisaa’ {4}:3).

Dengan demikian dalam masalah pernikahan sikap utama adalah mencukupi diri dengan satu istri. Hanya saja, ada pertimbangan-pertimbangan manusiawi, baik secara individu maupun sosial yang menjadikan Islam memperbolehkan seorang mukmin beristrikan lebih dari satu.

Dalam hal ini Islam adalah dienul yang sesuai dengan fitrah manusiawi, sekaligus memberikan solusi yang realistis bagi persoalan kemanusiaan, tanpa harus lari menjauh dan jatuh dalam khayalan.

Poligami yang diatur dalam Islam sesungguhnya merupakan system nilai yang moralis dan manusiawi. Disebut moralis, karena Islam tidak memperbolehkan laki-laki berhubungan dengan sembarang perempuan yang disukainya dimana saja. Ia tidak boleh berhubungan dengan perempuan secara rahasia, tetapi harus melalui akad dan mengumumkannya, meskipun pada kalangan dalam jumlah terbatas.

Di sebut manusiawi, karena dapat meringankan beban masyarakat dalam bentuk memberi perlindungan kepada perempuan yang tidak bersuami dan menempatkannya dalam barisan para istri yang terpelihara dan terjaga kehormatannya.

Selanjutnya wahai kekasih Rasulullah SAW yang dirahmati oleh Allah ta’ala…

BENARKAH PEREMPUAN SEPENUHNYA HARUS TAAT KEPADA LAKI-LAKI (SUAMINYA)…!?

Allah subhanahu wa ta’ala mewajibkan kepada setiap istri untuk taat kepada suaminya dan menjanjikan untuknya pahala yang besar. Sebab, suami diberi wewenang oleh Allah ta’ala untuk memegang tongkat kepemimpinan terhadap istri dan anak-anaknya. Sebagaimana dalam firman-Nya :

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin (qawwam) bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisaa’ {4}:34).

Allah ta’ala pun memberikan potensi khusus sesuai dengan tanggung jawab kehidupan yang dipikulnya. Laki-laki memiliki keistimewaan dalam hal fisik, akal, dan jiwanya. Allah menganugerahkan kenikmatan itu semua untuk menjadikan dia sebagai pemimpin dalam keluarganya. Sebagaimana Allah memberikan anugerah-Nya kepada kaum wanita, juga sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya.

Agar kepemimpinan suami ini dapat berjalan dengan baik, maka istri diwajibkan mentaatinya. Namun demikian, suami sebagai seorang pemimpin dalam keluarga tidak boleh berlaku sewenang-wenang. Kepemimpinan itu harus dijalankan dengan penuh rasa tanggung jawab yang disertai pengabdian dan pengorbanan karena Allah semata. Tidak boleh ada eksploitasi apalagi penindasan terhadap istri.

Sebab ISTRI pun DIWAJIBKAN TAAT KEPADA SUAMI, SELAMA PERINTAH-PERINTAHNYA BENAR, TIDAK MENYALAHI SYARI’AT DAN TIDAK MENGANDUNG UNSUR MAKSIAT KEPADA ALLAH SWT. Dalam sebuah haditsnya Rasulullah bersabda, “Tidak ada kewajiban taat kepada makhluk dalam hal maksiat kepada Khaliq.”

Hadits ini menegaskan dan menunjukkan bahwa hakikatnya taat kepada suami adalah dalam rangka taat kepada Khaliq, Allah subhanahu wa ta’ala. Artinya, andai perintah para suami menyalahi perintah Allah, maka para istri tidak memiliki kewajiban untuk mentaatinya.

Saudara-saudariku kekasih Rasulullah SAW yang Jean cintai karena Allah…

APAKAH BENAR ISLAM TIDAK MEMBERI PELUANG KEPADA WANITA UNTUK IKUT TERLIBAT DALAM URUSAN PUBLIK…!?

Banyak kesalahpahaman dalam memandang peran wanita. Peran wanita dipandang hanyalah ibu rumah tangga yang menunggu suami di rumah dan hanya mengurusi anak-anaknya. Tidak perlu memiliki peran dalam dienul, masyarakat, dan bangsanya…!?

Memang Islam mengajarkan bahwa seorang istri harus taat kepada suami. Namun Islam tidak pernah melarang seorang muslimah untuk berkiprah dalam berbagai kancah kehidupan, sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki masing-masing. Tentu saja selama perannya itu tidak keluar dari batasan-batasan syari’at.

Sesungguhnya Islam mengajarkan peran wanita sebagai seorang istri dan seorang ibu, ia pun berhak memiliki peran-peran publik, seperti peran dalam pendidikan, dakwah, ekonomi, politik, bahkan peran dalam peperangan.

Sejarah menunjukkan bagaimana peran wanita dalam pendidikan atau keilmuan. Salah satu contohnya adalah ‘Aisyah ra yang meriwayatkan lebih dari seribu hadits. Di dalamnya berisi tentang hukum-hukum, tentang akhlak, dan sebagiannya yang kemudian menjadi pedoman bagi umat Islam. Kemudian Hafshah ra yang kuat hafalannya dan bagus tulisan serta bacaannya. Ia menyimpan beberapa mushaf al-Qur’an dan menghafalnya sampai ‘Usman ra menerima hafalan darinya. Subhanallah…

Pada masa awal Islam, wanita turut hijrah ke Habsyi dan Madinah. Mereka pun membantu penyediaan logistik dan medis untuk Nabi dan para sahabat dalam berbagai peperangan. Bahkan tidak sedikit di antara kaum wanita yang juga ikut berjihad langsung di tengah medan pertempuran melawan kaum musyrikin.

Sungguh semua ini menunjukkan bahwa di dalam Islam wanita tidak harus bergelut dalam peran-peran domestik, tetapi juga perlu terlibat dalam peran-peran publik, sepanjang hal itu membawa kemaslahatan bagi dirinya, keluarga, masyarakat, dan ISLAM.

Duhai calon bidadari Jannah yang aku cintai…
Bukankah segala sesuatunya sudah sangat jelas?
Tidakkah engkau berkeinginan mengerjakan tugas mulia ini bersama-sama..?


Billahitaufiq wal-hidayah,

Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakaatuh.

Syariat yang Tidak Adil, Islam Atau Kristen ?

Syariat yang Tidak Adil, Islam Atau Kristen?


Untuk misi penginjilan, Pendeta Muhammad Bambang SE STh menempuh cara yang tidak fair, menghujat syariat Islam. Dalam buku penginjilan Mengapa Saya Menjadi Orang Kristen (Islam Menjadi Kristen)” yang diterbitkan Yayasan Penginjilan Martua Agape Nias, pendeta yang mengaku bekas ustadz kelahiran Bojonegoro tahun 1964 ini menyebut syariat Islam sebagai intoleransi, keras, kejam, tidak adil dan tak mengenal kasih. Beberapa syariat yang jadi sasaran, di antaranya adalah hukum rajam dan waris:

“Hukum/Syariat Islam (Pidana + Perdata) tidak berlandaskan KASIH, melainkan berdasarkan intoleransi, keras/kejam dan tidak adil, yang sebagai buktinya kami sitir antara lain: Dera dengan 100x pukulan rotan atau pentungan bagi mereka yang ketangkap basah berzina (Qs. An-Nur 2). (hlm 38).

Dengan menyimak hujatan tersebut, patutlah diragukan pengakuan Pendeta Muhammad Bambang sebagai seorang mantan ustadz. Tudingannya sangat semberono, jauh dari pengertian dan hikmah syariat yang mahaluas.

....Patutlah diragukan pengakuan Pendeta Muhammad Bambang sebagai seorang mantan ustadz. Tudingannya sangat semberono....

Memang sanksi (‘uqubah) dalam syariat Islam sudah jadi langganan para misionaris untuk melakukan pendangkalan akidah. Mereka melebih-lebihkan mirisnya sanksi dalam pidana Islam, seraya menutupi prinsip dan hikmah yang ada.

Pada dasarnya, semua jenis sanksi hukum itu dijatuhkan di Akhirat, tapi sebagian disegerakan di dunia untuk menjaga ketertiban dan ketenteraman hidup bermasyarakat. Karena Allah SWT menurunkan agama untuk menjaga lima hal pokok (ad-dharuratul-khams), yaitu menjaga kebebasan beragama (hifzhud-din), menjaga kesucian hidup (hifzhun-nafs), menjaga kepemilikan harta benda (hifzhul-maal), menjaga keturunan (hifzhun-nasal), dan menjaga kebebasan berpikir (hifzhul ‘aql).

Lima hal tersebut adalah kebutuhan yang dharuri dan sangat menentukan eksistensi hidup dan kehidupan manusia. Untuk itulah Allah menetapkan sanksi hukum di dunia. Di mata hukum Islam, semua orang dipandang sama tanpa ada diskriminasi hukum berdasarkan status sosial, ekonomi dan politik, atau alasan lainnya.

Sangat tidak benar tuduhan pendeta bahwa Islam menghukum pezina dengan pukulan pentungan 100 kali. Penggambaran yang miris ini sengaja dilakukan pendeta untuk melakukan mendoktrin jemaatnya, bahwa Islam itu kejam dan sadis. Padahal ketentuan Syariat Islam dalam tindak pidana perzinaan tidaklah sesemberono dan sekejam itu. Al-Qur'an yang dituding sadis itu adalah sbb:

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman” (Qs An-Nur 2).

....Sangat tidak benar tuduhan pendeta bahwa Islam menghukum pezina dengan pukulan pentungan 100 kali....

Hukuman terhadap pelaku perzinaan memang sangat keras, karena zina tak hanya dosa besar, tapi juga perbuatan keji (fahisyah) dan seburuk-buruk kelakuan (saa’a sabiilan). (Qs Al-Isra 32).

Betapa banyaknya penyakit menular akibat zina yang belum ditemukan penyembuhannya seperti HIV AIDS. Betapa banyak rumah tangga hancur berantakan gara-gara kasus zina dan perselingkuhan? Betapa banyak generasi yang rusak masa depannya karena perzinaan orang tuanya?

Bila pelakunya seorang gadis atau bujangan yang belum pernah menikah, maka hukumannya adalah dera seratus kali, sesuai dengan ayat tersebut.

Tapi bila pelakunya adalah pria atau wanita yang pernah menikah (muhshan/muhshanat), walaupun ia berstatus duda atau janda, maka berdasarkan hadits-hadits yang shahih, hukumannya naik menjadi rajam.
Apabila tindak perzinaan itu terbukti sah dan meyakinkan secara hukum, maka sanksi harus dilakukan tanpa belas kasihan: …Dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat…” (Qs An-Nur 2).

Dalam pelaksanaannya, agar sanksi perzinaan ini menimbulkan efek jera dan dampak sosiologis kepada masyarakat agar mereka membenci, menjauhi dan takut melakukan perzinaan, maka eksekusinya harus dilakukan di hadapan khalayak kaum mukminin:

 “…Dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman” (Qs An-Nur 2).

Karena sanksi perzinaan itu sangat berat baik fisik maupun mental, maka persyaratan pelaksanaan hukumannya juga sangat berat dan ketat, yaitu benar-benar terbukti dengan dua pembuktian: 1) Pengakuan langsung dari pelakunya, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. 2) Kesaksian dari empat orang saksi mata yang Muslim, berakal, baligh dan adil.

....Subhanallah!! Bagi orang berakal, betapa adil dan indah syariat Islam....

Karena sanksi perzinaan itu sangat berat, maka aturan bagi orang yang menuduh perzinaan pun ketat. Bagi orang yang menuduh perzinaan tapi tidak terbukti di pengadilan, maka dia dihukumi sebagai fasik yang dijatuhi sanksi dera 80 kali (Qs An-Nur 4).


KEKEJAMAN DAN KASIH YANG KELIRU DALAM SYARIAT BIBEL

“...Dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat...”

Penggalan ayat Al-Qur'an surat An-Nur ayat 2 tersebut diperalat Pendeta Muhammad Bambang untuk menuding Islam sebagai agama yang tak mengenal belas kasihan:

Tegasnya Hukum dan Syariat Islam itu bertentangan secara diametral dan antagonis dengan Hukum Kasih yang diajarkan oleh Yesus dalam Matius 22:39 yang berbunyi: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (hlm 39).

Padahal dalam ayat tersebut Allah melarang agar jangan meninggalkan perintah-Nya hanya demi rasa kasihan terhadap pelaku perzinaan. Tak boleh ada dispensasi hukuman atas alasan kasihan, simpati atau perasaan lainnya. Perasaan hati tak boleh mengalahkan hukum Allah.

....dalam Bibel, Tuhan memerintahkan balas dendam dengan perintah membunuh dan menumpas secara sadis terhadap semua manusia dan binatang ternak tanpa belas kasihan....

Aneh memang, hanya dengan adanya ayat “janganlah belas kasihan kepada keduanya (kedua pezina, pen.),” Pendeta Bambang menuding Islam bukan agama kasih.

Padahal dalam Bibel, Tuhan memerintahkan balas dendam dengan perintah membunuh dan menumpas secara sadis terhadap semua manusia dan binatang ternak tanpa belas kasihan sedikitpun:

“Beginilah firman Tuhan semesta alam: Aku akan mem balas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir. Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai”(1 Samuel 15:2-3, selengkapnya baca sampai ayat 9).

Jika Pendeta Bambang ingin menerapkan Hukum Kasih sesuai dengan ayat-ayat Bibel, maka dia akan mengalami kemusykilan. Karena dalam Bibel Yesus menerapkan hukum kasih dengan membebaskan wanita Yahudi yang tertangkap basah berzina, dari jeratan hukuman apapun termasuk rajam (Yohanes 8:1-11).

Penghakiman Yesus dalam ayat ini bertolak belakang dengan berbagai sabdanya dalam Injil, bahwa mata yang berbuat maksiat harus dicungkil dan dibuang.

“Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua” (Matius 18:9, Matius 5:29).

Selain itu, dengan membebaskan perempuan yang tertangkap basah mela kukan zina (skandal seks) dari jeratan hukum, berarti Yesus telah melanggar Hukum Taurat tentang hukum rajam (dilempari batu) sampai mati (Ulangan 22:22-24).

Bukankah salah satu misi Yesus bukanlah untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya (Matius 5:17)?

....di samping menetapkan hukum yang keras dalam pidana perzinaan, Perjanjian Lama banyak memberikan angin segar bagi perzinaan. Misalnya, Tuhan menyuruh Nabi Hosea untuk bercinta dan menikahi pelacur Gomer....

Lebih jauh lagi, Pendeta Muhammad Bambang akan menemui banyak kesulitan jika ingin menerapkan Hukum Kasih dalam hal pelacuran. Karena di samping menetapkan hukum yang keras dalam pidana perzinaan, Perjanjian Lama banyak memberikan angin segar bagi perzinaan.

Misalnya, Tuhan menyuruh Nabi Hosea untuk bercinta dan menikahi pelacur Gomer.

“Ketika Tuhan pertama kali berbicara kepada bangsa Israel dengan perantaraanku, Tuhan berkata, “Hosea, kawinilah seorang yang suka melacur, dan anak-anakmu juga akan menjadi seperti dia. Umat-Ku sama seperti istrimu itu; mereka tidak setia kepada-Ku, dan meninggalkan Aku” (Hosea 1:2-3, BIS).

Apakah atas dasar ayat ini, Pendeta Bambang ingin mengasihi pezina sehingga memprotes keras ayat Al-Qur'an yang menetapkan sanksi bagi pelaku perzinaan? Akankah Pendeta Bambang bersukacita jika di dunia ini tidak ada hukum yang menjerat para pezina dengan hukuman keras, sehingga perselingkuhan makin merajalela? Itukah makna kasih seorang pendeta bagi para pezina? 

KONSEP KETUHANAN YANG BENAR

KONSEP KETUHANAN YG BENAR

Konsep Ketuhanan Yang Benar

(Habib Utsman bin Abdullah bin Aqil bin yahya, Sifat Dua Puluh hal 5-7.)

Tuhan telah menganugerahkan kita dengan akal budi sehingga kita dapat membedakan antara yang haq (yang benar) dengan yang bathil (yang tidak benar). Sebagaimana bapak kita Ibrahim telah dapat mengetahui mana Tuhan yang benar dan mana yang bukan Tuhan.

Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Azar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".  Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin.  Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam". Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat".  Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.  [QS. Al-An am (6): 74-79]

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, yang telah mengaruniakan kita akal dan memperkenalkan Diri-Nya kepada kita melalui para Nabi suci utusan Allah dan melalui firman-firman-Nya baik yang tertulis maupun yang berupa alam semesta dari ujung ke ujung. Dengan akal dan Kitab Suci Al-Qur`an, maka dapatlah kita membedakan dan mengenali, siapa Tuhan yang benar dan siapa atau apa yang bukan Tuhan.

Sebagai manusia yang berakal, maka dapatlah kita mengetahui Siapa yang layak disebut Tuhan.

PERTAMA, Tuhan haruslah Ada, mustahil Tuhan itu bersifat tidak ada. Sesuatu bisa disebut Ada, kalau ia ada dengan sendirinya. Sebab Ada adalah kata aktif, bukan pasif. Jadi segala sesuatu yang diadakan maka dia bukanlah Tuhan, sebab sifatnya diadakan, bukan Ada. Umpamanya ada orang lumpuh, dia dibantu dan digerakkan atau diposisikan sehingga ia berada pada posisi duduk. Maka sebenarnya ia tidak duduk akan tetapi didudukkan. Ketika ia ditopang oleh orang lain sehingga berada pada posisi berdiri, sebenarnya ia tidak berdiri, melainkan didirikan. Tuhan tidak diadakan. Tuhan itu Ada tanpa diadakan.

Allah Yang Menciptakan langit dan bumi serta yang berada diantara keduanya. [QS. As-Sajdah (32): 4]
Tidak pantas jika kita menyembah sesuatu yang diciptakan. Tidak pantas jika manusia menyembah Isa as., Uzair as, patung, Firaun, pohon, dewa-dewa, jin, malaikat, dsb. Sebab mereka semua diciptakan. Sesuatu yang diciptakan bukanlah Tuhan. Justeru Tuhan itulah yang mencipta segala yang ada. Allah berfirman dalam Al Qur`an surah Al-Anbiya` ayat 30 yang artinya:

, Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. [Fushshilat: 11-12]Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan

 Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? [Al-Anbiya`: 30],

kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah

Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. [Adz-Dzariyat: 47]

 itu. [Kejadian 1:1-2 TL]; maka Roh Allah berlayang-layang di atas muka Bahwa pada mula pertama dijadikan Allah akan langit dan bumi. Maka bumi itu lagi campur baur adanya, yaitu suatu hal yang ketutupan kelam

Pada tahun 1929, A.E. Hubble seorang astronom berkebangsaan Amerika menghadirkan sebuah penemuan besar. Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia mendapati cahaya dari bintang-bintang itu berubah ujung spektrumnya menjadi merah. Hal ini berarti, bintang tersebut menjauh dari tempat observasi. Artinya bintang menjauhi bumi secara tetap. Sebelumnya ia juga mendapati bahwa galaksi-galaksi dan bintang-bintang bergerak saling menjauh satu dengan yang lainnya. Ini menjelaskan bahwa ternyata alam semesta ternyata meluas tidak statis sebagaimana diklaim oleh kaum atheis.

Alam semesta yang meluas ini menunjukkan bahwa jika alam semesta dapat bergeak mundur dalam hal waktu, maka didapati bahwa alam semesta berasal dari titik tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa titik tunggal ini, mengandung pengertian semua zat atau materi yang ada di alam semesta, mempunyai volume nol dan kerapatan tak terbatas. Alam semesta tercipta melalui ledakan titik tunggal yang bervolume nol ini. Ledakan luar biasa dahsyatnya yang disebut Ledakan Dahsyat (Big Bang) ini menandai dimulainya alam
semesta. Adapun yang dimaksud dengan volume nol adalah ketiadaan.Harun Yahya, ]

Ini adalah bukti bahwa agama Islam bukanlah takhyul. Sebab keyaqinan bahwa alam semesta itu diciptakan oleh Allah dapat dijelaskan secara ilmiah. Justeru teori yang mengatakan bahwa alam semesta ini tidak diciptakan itulah yang merupakan kepercayaan takhyul yang tidak logis, tidak masuk aqal, tidak ilmiah, jahil, sesat. Jika tidak diatur oleh Allah, mana mungkin sebuah ledakan dahsyat dapat menghasilkan tatanan yang teratur seperti yang kita lihat pada alam semesta. Sebagaimana kita ketahui, setiap ledakan itu hanya menghasilkan kekacau-balauan. Tidak mungkin ledakan dinamit menghasilkan bangunan megah yang kokoh dan indah.

Tanpa Kekuasaan Allah, tentu zat-zat itu akan berhamburan tanpa kontrol. Tetapi pada kenyataannya, setelah peristiwa Big Bang, zat-zat itu bergerak dengan kecepatan dan arah yang sangat terkendali. Tentu saja Allah Yang telah menahan zat-zat tersebut agar tidak berhamburan tanpa kendali.

Maka patut bagi kita untuk berdzikir/ingat kepada Allah pada tiap-tiap yang maujud. Dzikir itu dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya dengan menyebut Asma Allah atau memujiNya dengan lisan dan juga meyaqini dengan hati; bisa juga dengan mengingat ni�mat yang telah Allah berikan; berfikir tentang keindahan dan keteraturan yang ada pada ciptaan Allah termasuk diri sendiri; mengambil pelajaran dari tokoh-tokoh terdahulu; mengambil pelajaran dari musibah dan peristiwa; dsb.

KEDUA, Tuhan haruslah Yang Terdahulu. Tuhan tidak didahului oleh ketiadaan. Sesuatu yang diawali dengan ketiadaan berarti sifat aslinya adalah tiada. Sedangkan kita sudah sepakat bahwa Tuhan itu sifat aslinya adalah Ada. Dia Ada karena Dia memang Ada, jika diawali ketiadaan, kemudian menjadi Ada, lalu siapa yang membuat dia menjadi Ada? Maka yang membuat menjadi ada itulah Tuhan, dan Tuhan tidak mungkin diadakan. Tuhan haruslah Terdahhulu.

Maka tidak pantas kita menyembah sesuatu yang didahului oleh ketiadaan. Astrofisikawan terkenal, Hugh Ross menuturkan, Jika permulaan waktu bersamaan dengan awal keberadaan alam semesta, seperti dijelaskan teorema-angkasa, maka penyebab alam semesta harus merupakan kesatuan yang berfungsi dalam suatu dimensi waktu yang sepenuhnya terpisah, dan sudah ada sebelumnya. Kesimpulan ini sangat penting untuk pemahaman kita tentang Siapa Yang Tuhan dan siapa/apa yang bukan Tuhan. Rabb bukanlah alam semesta (makhluq) itu sendiri dan tidak terkandung dalam alam semesta (baik ruang maupun waktu).
[Harun Yahya, Mengenal Allah Lewat Akal, hal. 23]

Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. [QS. Al-Ikhlash (112): 3]

Dia Yang Awwal dan Yang Akhir. [QS. Al-Hadid (57) : 3]

Akulah Yang Awal dan Akulah Yang Akhir, tidak ada Allah selain daripada-Ku. [Yesaya 44: 6]

KETIGA, Tuhan haruslah Kekal, tidak mungkin Tuhan itu sementara. Allah Ada, Allah adalah Yang Akhir, ketika semua makhluq telah binasa, Allah tetap Ada. Allah tidak mengalami sakit, tidak mengantuk, tidak tidur, tidak lelah, apalagi binasa.

Dan kekal Dzat Allah Yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan [Ar-Rahman (55): 27]
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. [Alquran 2:255]

Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. [Yesaya 40:28]
Maka tidak pantas kita menyembah sesuatu yang mengalami sakit, lelah, apalagi binasa. Dalam Alkitab dikatakan:

 disebabkan perjalanan, sebab itu ia duduk di pinggir sumur itu. [Yohanes (4): 6]Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat

. [Matius (8): 24]Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditelan gelombang, tetapi Yesus

Disebabkan alam semesta -termasuk kita- tidak kekal, maka sudah semestinya kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dan hari berbangkit.

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al-A raf: 56)

Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang. Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat. Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya). (Q.S. An-Naazi aat: 34-41)

Untuk memahami tentang semunya alam semesta dan relativitas waktu, kami jelaskan sedikit disini bahwa alam semesta itu seperti mimpi. Materi hanyalah imajinasi. Sewaktu kita bermimpi, kita merasa bahwa kita berjalan, bergerak, menyentuh sesuatu, merasakan sesuatu, mendengar sesuatu; padahal itu hanyalah imajinasi. Tetapi imajinasi yang kita rasakan dalam alam nyata adalah tanda dari apa yang akan kita alami di alam berikutnya. Apakah kita akan terbangun dari mimpi kemudian merasakan mimpi indah, atau kita terbangun dari mimpi kemudian merasakan mimpi buruk.

Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata: "Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya). Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami. Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. Yaa Siin: 51-54)

Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari. (Q.S. An-Naazi aat: 46)

Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapa lama kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berobah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (Q.S. Al-Baqarah: 259)

Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?" Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung." Allah berfirman:

"Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui." (Q.S. Al-mu`minun: 112-114)

Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. (Q.S. Al-Hajj: 47)

Mungkin Anda pernah melihat film flora tentang pertumbuhan sebuah benih. Anda melihat benih itu tumbuh
hanya dalam beberapa detik saja hingga ia menjadi tumbuhan dewasa. Padahal kenyataannya untuk tumbuh menjadi tumbuhan dewasa diperlukan waktu berminggu-minggu. Ketahuilah bahwa apa yang Anda lihat dalam film itu adalah peristiwa yang dipercepat. Tetapi si film seandainya ia dapat merasa seperti manusia- tidak merasa bahwa ia sedang menjalani percepatan. Ia merasa normal. Ia merasakan tiap frame dengan normal. Ia merasakan siang dan malam silih berganti dengan normal. Tetapi itu adalah perhitungan si film. Sedangkan bagi kita siang dan malam mulai dari benih hingga menjadi tumbuhan dewasa- pada si film terjadi hanya dalam waktu beberapa detik. Ternyata perhitungan si film terhadap dirinya berbeda dengan perhitungan kita terhadap si film.

KEEMPAT, Tuhan haruslah berbeda dengan alam semesta. Tidak mungkin Tuhan itu sama dengan ciptaan-Nya. Allah Mahakuasa, sedang makhluk adalah lemah, namun Allah yang memberi mereka kekuasaan.

Tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. [QS. Al-Ikhlash (112): 4]

Tiada yang serupa dengan Dia sesuatu pun. [QS. Asy-Syura (42): 11]

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. [Yesaya 40: 29]

Siapakah seperti Aku? [Yesaya 44:7]

KELIMA, Tuhan tidak butuh kepada yang lain. Tuhan tidak butuh makan, tidak lapar, tidak haus, tidak butuh air, tidak butuh udara, tidak butuh alam semesta. Ketakwaan dan kejahatan kita tidak berpengaruh kepada Kekuasaan dan Kerajaan Allah.

Sesungguhnya Allah Yang Kaya tidak butuh kepada alam semesta. [QS. Al-Ankabut (29): 6]
Maka tidak pantas jika kita menyembah sesuatu yang faqir. Tidak pantas kita menyembah sesuatu yang membutuhkan makanan dari Allah.

. Dekat jalan ia melihat pohon Ara, lalu pergi ke situ, tetapi ia tidak menemukan apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. [Matius (21): 12-13]Pada pagi hari dalam perjalanannya ke kota, Yesus merasa
Ayat Alkitab di atas menunjukkan bahwa Isa itu hanyalah manusia biasa yang merasakan lapar, dan beliau tidak tahu, kapan musim buah Ara. Faqir (membutuhkan sesuatu yang selain dirinya) dan tidak tahu bukanlah sifat Tuhan.

KEENAM, Tuhan itu Esa, Tunggal. Tidak mungkin Tuhan itu berbilang atau terpisah-pisah. Tidak mungkin sebagian dari Tuhan ada di sorga dan sebagian lagi ada di bumi.

Katakanlah wahai Muhammad: Allah itu Esa. [QS. Al-Ikhlash: 1]

Yesus menjawab, Hukum yang terutama adalah Dengarlah wahai orang Israel, TUHAN Allah kita, TUHAN itu Esa. [Mrk. 12 : 29]

KETUJUH, Tuhan itu Mahaberkuasa dan Menguasai. Kekuasaan Tuhan bukanlah pemberian dari yang lain. Sedangkan makhluq tidak berkuasa. Makhluq sifatnya lemah, lumpuh, tidak bisa berbuat apa-apa, maka makhluq tidak berbuat apa-apa. Yang Berbuat hanyalah Allah. Tetapi ingat, Allah Maha Tahu, Maha Adil, Maha Bjaksana.

Sedangkan manusia sangat bodoh dan zhalim. Apa yang diketahui manusia sangat sedikit jika dibandingkan dengan apa yang tidak diketahui oleh manusia. Maka tidak pantas manusia menyombongkan dirinya yang lemah. Sungguh tiada daya untuk menghindari kejahatan dan tiada kekuatan untuk berbuat kebajikan kecuali dengan Kasih-Sayang dan Kuasa Allah.

Dalam Al-Qur`an dan Alkitab (Matius 21:23-27) dijelaskan bahwa

kuasa Yesus adalah berasal dari ALLAH, bukan dari dirinya sendiri.

Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. [QS. Al-Baqarah (2): 20]

Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan. [QS. Ya Sin (36): 83]

; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman." [Q.S. Ali Imran: 49]; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu`jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan , itulah yang memberikan kesaksian tentang aku (bahwa aku adalah seorang rasul). [Yohanes 10:25 Pekerjaan-pekerjaan yang kulakukan
 kuasa kepadanya (kepada Yesus) [Yoh. 5:27] Dan Ia (ALLAH) telah
. [Yoh. 5: 19, 21]Yesus berkata: Anak tidak mengerjakan sesuatu dari dirinya sendiri  Anak menghidupkan barangsiapa

Yesus berkata: Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri. [Yoh. 5: 30]
segala kuasa... [Mat. 28:18]Yesus berkata: Kepadaku telah

KEDELAPAN, Tuhan itu Mahaberkehendak dan berbuat seperti apa yang Dia kehendaki, bukan seperti yang dikehendaki oleh pihak lain. Allah Yang Berkehendak. Apa yang dikehendaki oleh Allah pasti terjadi. Jika Ia Menghendaki sesuatu, maka ia cukup berfirman, Kun (Jadi), maka terjadilah (lihat Yaa Siin ayat 82). Dan Allah adalah Yang Baik. Yang dikehendaki oleh Allah adalah kebaikan. Tetapi kebodohan manusia tidak dapat menembus Hikmah Al Hakam.

Setiap peristiwa itu berhubungan dengan waktu. Jika Allah Berkalam, Kun pada setiap peristiwa dan waktu berarti Allah terperangkap pada waktu? Tidak, tidak demikian. Allah Berkalam, Kun dan semua peristiwa dari awal hingga akhir di alam semesta tercipta. Tetapi manusia merasakan tiap frame dari kehidupan secara bergantian sehingga mereka merasa bahwa waktu itu ada. Padahal waktu, sebagaimana materi, hanyalah imajinasi.

Anda mungkin pernah bermimpi yang mana dalam mimpi tersebut Anda merasa menjalaninya dengan sangat lama. Tetapi sewaktu Anda terbangun, ternyata Anda hanya tertidur selama beberapa puluh menit. Apa yang Anda rasakan sebagai waktu ternyata hanyalah imajinasi.

Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya. [QS. Al-Buruj (85): 16]
. [Yohanes 5:30]Yesus berkata: �Aku tidak menuruti kehendakku sendiri, akan tetapi

Aku datang bukan atas kehendakku sendiri, akan tetapi atas kehendak Dia yang mengutus aku. [Yoh. 8:42]
Maka jelaslah bahwa Yesus dikuasai oleh kehendak dan kuasa ALLAH. Yesus tidak berkuasa atas dirinya sendiri. Bagaimana mungkin Tuhan dikuasai? Maka Yesus bukanlah Allah, dia bukanlah Tuhan. Yesus hanyalah utusan Tuhan.

KESEMBILAN, Tuhan itu Mahatahu dan Dia Mengetahui. Allah Mengetahui segala sesuatu, walupun sesuatu itu, menurut kita, belum terjadi. Allah Mengetahui apa yang tersembunyi dan apa yang tersingkap. Sedangkan Yesus tidak Mahatahu.

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. [QS. Al-Hujurat: 16]
(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang saat itu (hari akhir), kapankah terjadinya? Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)? Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (kepada saat itu, hari berbangkit). Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari. [QS. An-Naziat (79): 42-46]
Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan anak pun tidak, hanya Bapa sendiri. [Matius 24:36]

KESEPULUH, Tuhan itu Hidup. Hidup Tuhan tidak berasal dari siapa pun, melainkan Tuhan Hidup dengan Sendiri-Nya. Dan mustahil Tuhan itu mati.

Dan serahkan dirimu (tawakkal) kepada Yang Hidup Dzat Yang tidak mati, [QS. Al-Furqan (25): 58]
 anak mempunyai hidup dalam dirinya. [Yoh. 5:26]Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam Diri-Nya, demikian juga

KESEBELAS, Tuhan itu Mahamendengar dan Tuhan itu Mendengarkan. Dia mendengar dan mengabulkan doa yang ditujukan kepadaNya. Adapun mengenai pengabulan doa, adakalanya Allah kabulkan seperti apa yang kita kehendaki, adakalanya Allah kabulkan seperti apa yang Allah kehendaki, dan itu baik bagi si pendoa, dan adakalanya Allah tangguhkan doanya itu dan diganti dengan yang lebih baik di akhirat kelak.

Jadi doa itu bukanlah untuk meminta apa yang kita kehendaki. Tetapi untuk menyampaikan keinginan kita. Dan Allah menyukai hamba-Nya yang berdoa kepada-Nya. Dengan kesukaan-Nya itu, maka Allah berikan yang terbaik bagi si hamba. Jika apa yang dikehendaki si hamba itu memang baik, maka Allah kabulkanlah seperti yang dikehendaki. Jika yang dikehendaki si hamba itu berakibat buruk, atau kurang baik, maka Allah berikan yang lebih baik dari apa yang dikehendaki si hamba.

Dan jika dikabulkan di dunia ini seperti yang diinginkan si hamba itu buruk, maka Allah menangguhkannya dan menggantinya dengan yang lebih baik, yaitu dengan ampunan dan kasih-sayang-Nya di akhirat kelak. Tetapi ada kalanya, seseorang itu berdoa, dan itu dapat berakibat buruk baginya, lalu Allah mengabulkannya sehingga ia semakin jauh dari Allah. Maka yang demikian itu adalah istidraj. Allah membiarkan dia terlena dalam kenikmatan, sehingga di hari kiamat, Allah dapat menyiksanya dengan siksa yang pedih diakibatkan kekufurannya.

Dan  Allah Mahamendengar lagi Mahamengetahui [QS. Al-Baqarah (2): 256]
Yesus berdoa: Ya Bapaku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaku, tetapi janganlah seperti yang kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki. [Mat. 26:39]

Bahkan Yesus berdoa semalaman dengan penuh kesungguhan agar diselamatkan dari penyaliban. Dan dia menyerahkan kepada Allah, apa yang terbaik baginya. Sebab Allah Mahamengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya yang Dia sayangi.

Dari sini, apakah Anda mau berkata bahwa Yesus bersedia disalib? Tidak, Yesus tidak bersedia disalib. Tidak ada yang namanya penyelamatan melalui penyaliban Yesus. Yesus diutus bukan untuk disalib, tetapi untuk menyelamatkan Israel dari kebinasaan dengan mengajarkan aqidah dan cara hidup (syariat) yang diridhoi Tuhan. Penyaliban Yesus bukanlah perintah Tuhan. Jika itu perintah Tuhan, mengapa Yesus enggan disalib. Sedangkan Abraham dan anaknya pun bersedia menjalankan perintah Tuhan.

Penyaliban Yesus itu adalah buah kedengkian imam-imam Yahudi. Supaya tidak dipersalahkan, mereka buatlah doktrin yang aneh ini melalui mulut Paulus yang penuh dengan dusta.

KEDUABELAS, Tuhan itu Mahamelihat dan Dia Melihat. Tidak mungkin Tuhan tidak dapat melihat dan tidak mungkin Tuhan tidak melihat. Allah melihat setiap kejadian yang ada di dunia ini.

Dan Allah Mahamelihat apa yang kamu perbuat. [QS. Al-Hujurat (49) : 18]

KETIGABELAS, Tuhan itu Mahaberkalam dan Dia Berkalam. Mustahil Allah bisu dan tidak berfirman. Tanpa Kalam Tuhan, mustahil alam ini menjadi ada. Alam ini menjadi ada karena Tuhan berfirman, Kun, jadilah.

Dan berkata Allah Ta ala kepada Musa dengan sebenar-benarnya Berkata. [An Nisa` (4) : 164]

Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia.  [QS. Al-Mu`min (40): 68]

Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: Jadilah! maka terjadilah ia. [QS. Ya Sin (36): 82]

Oleh Firman Tuhan langit dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentara-Nya. [Mazmur 33:6]

Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi, Dia memberi perintah, maka semuanya ada. [Mazmur 33:9]
Berfirmanlah Allah: Jadilah .... [Kej. 1:3,6,9,11,14,20,24,26]

Minggu, 10 April 2011

Al-QUR’AN DIKORUPSI 127 AYAT ??

Al-QUR’AN DIKORUPSI 127 AYAT?

(Menjawab Tudingan Misionaris JIL dan Penginjil Kristen)

Oleh: A. Ahmad Hizbullah M.A.G.

Sebagai konsekuensi dari dua kalimat syahadat, seorang Muslim meyakini Al-Qur’an sebagai satu-satunya kitab suci pamungkas yang tidak mengandung keraguan (la rayba fih) sedikit pun. Otentisitasnya dijamin langsung oleh Allah SWT, sehingga setiap huruf dan ayatnya selalu terjaga se­panjang masa dari segala perubahan (tahrif), baik penambahan, pengurangan, penyisipan, manipulasi, maupun perubahan tata letak ayat. Jaminan langsung dari Allah itulah yang menjadi penentu kemurnian Islam sebagai­mana yang diajarkan Rasulullah SAW.

Karenanya, para musuh Islam baik orien­talis Yahudi maupun Kristen yang ingin meruntuh­kan Islam, menjadikan Al-Qur’an sebagai sasaran tembak. Mereka berpikir, jika keyakinan terhadap otoritas (kehujjahan) Al-Qur’an ini runtuh, maka tidak ada lagi yang bisa dipertahan­kan dari Islam selain namanya (illa ismuhu).

Salah satu upaya yang mereka tempuh untuk meng­goyang keyakinan umat Islam terhadap orisinalitas Al-Qur’an adalah men­ciptakan ber­bagai kebohongan –yang dikemas sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek seolah-olah objektif dan ilmiah– bahwa mushaf Al-Qur’an yang ada di tangan umat Islam saat ini tidak sama dengan Al-Qur’an yang diwahyukan Tuhan kepada Nabi Muhammad. Mereka menuding proses pem­bukuan Al-Qur’an oleh Khalifah Abu Bakar dan Utsman RA banyak mengalami kesalahan dan distorsi.
Akhir-akhir ini, dalam berbagai situs, mailis dan blog, para penginjil giat menyerang otentisitas Al-Qur’an dengan berbagai syubhat. Beberapa situs di antaranya: http://www.ekaristi.org/, http://eInjil.com/, http://www.sarapanpagi.org/, www.indonesia.faithfreedom.org, dll.

Salah satu amunisi untuk menyerang Al-Qur’an, justru mereka kais dari mulut para liberalis berkedok Islam (kelompok JIL). Artikel  “Merenungkan Sejarah Al-Qur’an” tulisan Luthfi Assyaukanie dalam islamlib.com (17/11/2003), menjadi “durian runtuh” bagi para penginjil. Dalam artikel tersebut, pentolan JIL yang menjadi dosen Sejarah Pemikiran Islam di Universitas Paramadina Jakarta ini menuduh Al-Qur’an surat Al-Ahzab yang ada saat ini tidak sesuai dengan Al-Qur’an yang diajarkan Nabi Muhammad, karena dikorupsi 127 ayat pada proses pembukuannya. Berikut kutipannya:

“Perbedaan antara mushaf Utsman dengan mushaf-mushaf lainnya bisa dilihat dari komplain Aisyah, istri Nabi, yang dikutip oleh Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitabnya, al-Itqan, dalam kata-kata berikut: “pada masa Nabi, surah al-Ahzab berjumlah 200 ayat. Setelah Uthman melakukan kodifikasi, jumlahnya menjadi seperti sekarang [yakni 73 ayat].” (http://www.islamlib.com/id/page.php?page article&id=447).

Serangan para penginjil Kristen dan liberalis Muslim itu bukan hal yang baru, melainkan sudah kuno dan kadaluwarsa (out of date). Jauh sebelumnya tudingan ini telah dilontarkan oleh Robert Morey pada tahun 1992 dalam buku The Islamic Inva­sion. Morey menulis:

“Some verses missing. According to Professor Guillaume in his book, Islam, (p. 191 ff), some of the original verses of the Quran were lost. For example, one Sura originally had 200 verses in the days of Ayesha. But by the time Utsman standardized the text of the Quran, it had only 73 verses! A total of 127 verses had been lost, and they have never been recovered.” (The Islamic Invasion: Confronting the World’s Fastest Growing Religion, Harvest House Publishers, Eugene, Oregon, p. 121).

(Beberapa Ayat Hilang. Menurut Profesor Guil­laume dalam bukunya yang berjudul Islam, pada halaman 191 ff disebutkan bahwa beberapa ayat Al-Qur’an yang asli telah hilang. Contohnya adalah salah satu surat yang aslinya terdiri dari 200 ayat pada zaman Aisyah. Akan tetapi aneh­nya sesaat sebelum Utsman membukukan teks Al-Qur’an, jumlah ayatnya tersisa hingga 73 ayat! Sedangkan 127 ayat lainnya telah hilang begitu saja dan tidak pernah ditemukan lagi hingga sekarang).

Betapa kompaknya ocehan penginjil Kristen dan aktivis JIL itu, sangat cocok bagai cembul dapat tutupnya. Sama-sama menghujat, dan sama-sama tidak ilmiah.

Gaya mengkritik para penginjil, orientalis dan liberalis itu sangat kampungan dan tidak ilmiah sama sekali. Mereka hanya bisa menuding Al-Qur’an hilang tanpa menyebutkan teks ayat yang dituding hilang itu, apa motifnya, dan siapa yang menghilangkannya.

Hal ini berbeda dengan gaya ilmuwan Kristen ketika mengkritik Alkitab (Bibel), kitab suci mereka sendiri. Ketika memvonis kepal­suan ayat ketuhanan Trinitas dalam kitab 1 Yohanes 5:7-8: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]” (1 Yohanes 5:7-8).

Mmereka bisa membuktikan siapa yang pemalsunya, kapan terjadinya dan apa motif pemalsuan ayat tersebut. William Barclay –teolog terkemuka asal Skotlandia yang dikukuhkan menjadi Gurubesar dalam bidang Biblical Criticism tahun 1969– bisa menunjukkan asal-usul kepalsuan ayat Trinitas itu. Dengan data-data yang valid, di­bukti­kannya bahwa orang pertama yang mengutip ayat itu adalah Priscillian, seorang bidat asal Spanyol yang meninggal tahun 385. Sisipan teks ayat itu berasal dari komentar atau catatan pada margin Alkitab yang dimasukkan secara resmi ke dalam Alkitab karena dianggap mendukung doktrin Trinitas (William Barclay, The Daily Bible Study: the Epistles of John and Jude, [edisi Indonesia: Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Surat-surat Yohanes dan Yudas], hlm. 185-187).

Terhadap tudingan korupsi 127 ayat dalam Al-Qur’an, kita tidak bisa berkomentar banyak, karena tudingan tersebut disuguhkan apa adanya tanpa penelitian sedikit pun. Padahal, sebagai seorang ilmuwan terpelajar, seharusnya mereka melakukan penyelidikan lebih jauh, darimana riwayat kisah tersebut dikutip oleh Guillaume. Tuduhan ini tertolak dengan fakta-fakta berikut:

Pertama, Khabar dalam Al-Itqan yang dikutip oleh Luthfi Assyaukanie –maupun Profesor Guil­laume– tidak valid dan patut dipertanyakan, karena tidak mencamtumkan sanad yang shahih sampai kepada para shahabat.
Apalagi, para ulama hadits menyebut riwayat yang men­­catut nama Aisyah ummul mukminin itu sebagai “sanad yang paling lemah” (Tafsir At-Tahrir Wat-Tanwir X/246).

Senada dengan itu, Muhammad Izzah Daruzah yang telah melakukan penelitian terhadap tuduhan itu, menyebutnya sebagai khabar yang kurang dipercaya (dhaif) dan tidak terdapat dalam kitab hadits yang shahih. Maka tawaquf (abstain) dari khabar tersebut lebih afdhal. Selain itu, dalam mushaf Utsman RA dinukil dari mushaf yang telah disusun pada masa Abu Bakar RA, tidak mungkin terjadi penghapusan satu ayat pun, apalagi sampai ratusan ayat seperti yang dituduhkan itu. Apalagi Aisyah RA adalah wanita yang kuat hafalan baik terhadap ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits nabi. Sehingga sangat tidak masuk akal jika Aisyah hanya berdiam diri saat menjumpai ada ratusan ayat yang dihapus. Kalaupun pengurangan ayat itu terjadi tidak masuk akal pula kalau dirinya tidak membantah” (At-tafsir Al-Hadits; Tafsir Suwar Murattabah Hasba Nuzul, VIII/238-239).

Kedua, Secara logika, penyusutan ayat dari 200 menjadi 73, artinya hilang 127 ayat. Ini bukan suatu jumlah yang sedikit. Seandainya Utsman mengorupsi 127 ayat Al-Qur’an pada proses pem­bukuan, bisa dipastikan umat Islam akan ‘geger’ pada waktu itu, bahkan bisa terjadi konflik berdarah yang akan menggagalkan proses pembukuan Al-Qur’an. Jika berani mengo­rupsi ayat Al-Qur’an meskipun hanya satu ayat, pastilah Utsman akan menuai komplain dari para shahabat lainnya, karena sangat banyak shaha­bat yang hafal Al-Qur’an di luar kepala.

Ketiga, Riwayat dhaif tentang komplain Aisyah terhadap mushaf Al-Qur’an, semakin terbukti dengan adanya ijma’ (consensus) umat Islam terhadap mushaf Al-Qur’an pada waktu itu. Setelah mushaf Al-Qur’an pada masa Utsman selesai dibukukan, naskah tersebut diverifikasi dan dicek dengan mushaf yang dari Hafshah, lalu dibacakan kepada para shahabat di depan Utsman. Ternyata tak satupun shahabat yang mem­protes (komplain) terhadap mushaf Al-Qur’an tersebut. (The History of Qur’anic Text, edisi Indonesia: Sejarah Teks Al-Qur’an, hlm. 105).

Keempat,  Dalam sejarah pembukuan Al-Qur’an, tidak pernah terjadi ayat yang hilang, karena sejak zaman Nabi, Al-Qur’an sudah dihafal oleh ratusan shahabat secara mutawatir. Yang terjadi adalah terselipnya media catatan ayat pada proses pembukuannya, padahal ayat tersebut sudah dihafal di luar kepala oleh para shahabat. Jika hal ini terjadi, maka penulisan ayat Al-Qur’an dalam mushaf belum dapat dilakukan, karena penulisan ayat dilakukan jika memenuhi dua syarat: adanya hafalan yang dihafal­kan langsung dari Rasulullah SAW dan adanya tulisan yang ditulis langsung di hadapan Rasulullah. Jika para shahabat sudah hafal suatu ayat tapi tulisannya belum dijumpai, maka tulisan tersebut dicari sampai ketemu, baru kemudian ditulis dalam mushaf.

Misalnya, surat Al-Ahzab 33 belum ditemu­kan catatannya, sementara ayat tersebut sudah dihafal di luar kepala oleh para shahabat. Pada­hal Abu Bakar mempersyaratkan adanya cata­tan Al-Qur’an yang disaksikan oleh dua orang ketika ditulis langsung di hadapan Rasulullah.

Maka ayat yang dimaksud dicari-cari terus, hingga akhirnya diketemukan pada catatan shaha­bat Abu Khuzaimah bin Aus Al-Anshary. Demi­kian pula dengan surat At-Taubah 128-129, yang akhirnya diketemukan di kediaman shahabat Khuzaimah bin Tsabit.

Tak satupun ayat Al-Qur’an yang hilang, karena ayat-ayat itu langsung dihafal oleh para shaha­bat setelah diwahyukan kepada Nabi SAW. Dan tidak pernah terjadi perbedaan naskah Al-Qur’an menurut Aisyah dengan naskah Al-Qur’an yang dibukukan oleh kepanitiaan yang dibentuk oleh Utsman bin Affan.
Itulah salah satu cara penjagaan Allah terhadap Al-Qur’an adalah menjadikannya sebagai mukjizat yang penuh dengan keindahan struktur sehingga mudah dihafalkan orang, meskipun orang itu tidak paham bahasa Arab.
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Qs Al-Qalam 17, 22, 32, 40).
Buah penjagaan Allah terhadap kitab suci-Nya adalah tidak adanya perbedaan Al-Qur’an yang beredar di seluruh dunia. Di negara mana­pun, Al-Qur’an tetap sama dan seragam, dalam bahasa Arab yang sudah dihafal oleh jutaan huffaz.

Fakta-fakta itu seharusnya bisa mencelikkan mata para para penginjil, orientalis dan liberalis. Bila mereka keukeh tidak mau menerima kebenaran Al-Qur’an, bahkan terus-menerus menghujatnya, masih adakah perbedaan aqidah antara para misionaris JIL dan penginjil Kristen itu, selain kolom agama di KTP?

Sabtu, 09 April 2011

Kenapa Wanita Banyak Memeluk Islam Dari Pada Kristen??

Kenapa Wanita Banyak Memeluk Islam Dari Pada Kristen??

Menurut "The Plain Truth", February 1984, dalam 50 tahun terakhir, mengutip dari "World Almanac dan Book of Facts 1935" dan "Reader's Digest Almanac and Yearbook 1983", antara 1934 dan 1984.
Kristen meningkat 47% Penduduk dunia meningkat 136% Islam meningkat 235%

100.000 orang per tahun di Amerika saja, memeluk Islam. Untuk setiap 1 laki-laki masuk Islam, 4 perempuan memeluk Islam.

Mereka menemukan KETERANGAN dan tidak mendasarkan keputusan mereka pada media. Mereka menyadari bahwa mereka berhak untuk mengetahui kebenaran murni lengkap.

Inilah alasan keterangan dari beberapa wanita yang diwawancarai
  1. Alkitab mengatakan Narapidana Perempuan sebagai seorang berdosa (mis. Hawa memetik dari pohon terlarang) (Kejadian 2:04-3:24). Al Qur'an itu Mengklarifikasikan itu bahwa setanlah yang membujuk adam bukan Hawa, hawa dan adam sama-sama memakan adam tidak dibujuk Hawa. (Qur'an 7:19-25 )
  2. Alkitab mengatakan "Lahirnya Putri adalah kerugian" (Sirakh 22:03). Quran mengatakan kedua adalah Kehendak Allah (Qur'an 42:49)
  3. Alkitab melarang perempuan dari berbicara di gereja (I Korintus 14:34-35). Quran mengatakan wanita dapat berdebat dengan Nabi (58:1)
  4. Dalam Alkitab, Wanita bercerai diberi label sebagai pezina perempuan, tidak untuk laki-laki (Matius 5:31-32. Al Qur'an tidak memiliki standar ganda Alkitab (Qur'an 30:21]
  5. Dalam Alkitab, janda dan saudara perempuan tidak mewarisi Semua harta atau kekayaan, hanya pria [Bilangan 27:1-11]. Al Qur'an dihapus ini keserakahan laki-laki (Qur'an 04:22) dan Allah melindungi semua.
  6. Alkitab Memungkinkan Poligami sebanyak-banyaknya hingga ribuan contohnya Istri dan gundik para raja atau nabi yahudi(Raja-Raja 11:03 ). Dalam Alquran, Tuhan membatasi jumlah sampai 4 hanya dalam situasi tertentu (dengan izin istri) dan Anda lebih suka kawin hanya satu istri (Quran 4:03 )Alquran memberi wanita hak untuk memilih siapa yang dinikahi.
  7. Jika seorang pria bertemu dengan perawan dan lelaki tersebut memperkosanya, ia harus membayar ayah wanita lima puluh syikal uang peraknya. Dia harus menikahi gadis, Dia tidak pernah bisa bercerai seumur hidup"[Ulangan 22:28-30]. Kita harus mengajukan pertanyaan sederhana di sini, yang benar-benar dihukum, orang yang memperkosa wanita atau perempuan yang diperkosa? Menurut Alkitab, Anda harus menghabiskan sisa hidup Anda dengan orang yang memperkosa Anda.Nabi Muhammad mengatakan (Volume 9, Buku 86, Nomor 101) Diriwayatkan oleh Aisha: "Ini adalah penting untuk mendapat persetujuan dari seorang wanita" (untuk pernikahan).
  8. Alkitab juga meminta perempuan untuk mengenakan tudung seperti dalam Islam (I Korintus 11:3-10)
  9. Perempuan baru diberi hak untuk Memilih kurang dari 100 tahun yang lalu di (AS), sedangkan Quran memberi wanita hak suara hampir 1.500 tahun yang lalu.
  10. Para ilmuwan Kristen menyatakan Alquran adalah dari Allah. Sedangkan para Ilmuan Islam mengatakan Alkitab buatan manusia

Mengapa Islam mengharamkan daging babi ?

Mengapa Islam mengharamkan daging babi?

oleh Islamic Science Group [ ISG ]
 
Sebelum kita bahas, mohon perhatian arahkan ke satu persoalan berikut: “Mengapa Islam mengharamkan daging babi?”

Mohon jangan menjawab, “Karena daging babi mengandung telur cacing pita.” Di masyarakat sendiri sudah lama beredar bantahan seperti ini, “Kalau babi haram karena cacing pita, maka jika ia dimasak dalam suhu yang sangat panas (misalnya di atas 500 º C), telur-telur cacing pitanya pasti mati.” Masalahnya, kalau suhunya kepanasan, nanti dagingnya akan gosong. Lalu siapa yang mau makan daging gosong seperti areng? Tetapi masalahnya, di jaman Nabi Saw belum mengenal masalah cacing pita. Tidak mungkin Syariat Islam menghukumi sesuatu dengan alasan yang baru muncul ribuan tahun kemudian (di jaman kita).
Al Qur’an jelas telah mengharamkan memakan daging babi. Hal itu dapat dilihat pada Surat Al Baqarah 173, Surat Al Maa’idah 3, Surat Al An’aam 145, dan Surat An Nahl 115. “Diharamkan atas kalian memakan bangkai, darah (yang mengalir), daging babi, dan apa saja yang disembelih atas nama selain Allah.” (Al Maa’idah: 3).

Jadi, tidak diragukan lagi bahwa daging babi adalah HARAM.

Dalam bahasa Inggris ada ungkapan, “You are as you eat!” (kamu adalah seperti yang kamu makan).

Kalau seseorang banyak makan babi, maka sifat-sifat babi akan masuk ke dalam darahnya, lalu ikut membentuk karakternya. Di antara sifat babi adalah sebagai berikut:

(1) Tidak kenal rasa jijik, sampai kotoran sendiri juga dimakan;
(2) Tidak kenal etika reproduksi, sampai anak babi melakukan pembuahan ke induk babi, satu betina digarap oleh beberapa pejantan;
(3) Babi termasuk binatang yang tidak kenal rasa cemburu, sekalipun pasangannya diambil oleh babi lain [bandingkan dengan ayam jago];
(4) Babi adalah hewan yang sangat egois, hanya mementingkan diri sendiri. Rasa kasihnya, sekalipun ke anaknya sendiri sangat kurang. Dan lain-lain karakter. Wajar saja jika Yahudi mendukung penyebaran produk derivate babi seluas-luasnya. Tujuannya untuk menghancurkan mentalitas kaum-kaum di luar Yahudi.

Perlu dipahami, bukan hanya Muslim yang diharamkan makan babi, tetapi orang-orang Yahudi juga sangat mengharamkan hal itu. Yahudi bersih dari mengonsumsi daging babi. Konsumen babi di dunia kebanyakan adalah Nasrani dan kaum Musyrikin. Tetapi perlu dicatat, bahwa Yahudi sangat mendukung program BABI-ISASI, yaitu pemanfaatan semua sisi material babi untuk digunakan seluas-luasnya dalam berbagai keperluan hidup. Bahkan bisa jadi, Yahudi adalah sponsor utama agenda mengotori dunia dengan material berbahan babi itu. Tetapi luar biasanya, Yahudi sendiri sangat menjaga dirinya dari berbagai unsur babi itu. Yahudi ingin selamat sendiri, sementara orang lain dibiarkan rusak.
Ibrah dari kejadian yang berlangsung ketika Imam Muhammad Abduh mengunjungi Perancis. Mereka bertanya kepadanya mengenai rahasia diharamkannya babi dalam Islam. Mereka bertanya kepada Imam, "Kalian (umat Islam) mengatakan bahwa babi haram, karena ia memakan sampah yang mengandung cacing pita, mikroba-mikroba dan bakteri-bakteri lainnya. Hal itu sekarang ini sudah tidak ada. Karena babi diternak dalam peternakan modern, dengan kebersihan terjamin, dan proses sterilisasi yang mencukupi. Bagaimana mungkin babi-babi itu terjangkit cacing pita atau bakteri dan mikroba lainnya.?"
Selanjutnya beliau berkata, "Saudara-saudara, daging babi membunuh 'ghirah' orang yang memakannya. Itulah yang terjadi pada kalian. Seorang lelaki dari kalian melihat isterinya bersama lelaki lain, dan membiarkannya tanpa rasa cemburu, dan seorang bapak di antara kalian melihat anak perempuannya bersama lelaki asing, dan kalian membiarkannya tanpa rasa cemburu, dan was-was, karena daging babi itu menularkan sifat-sifatnya pada orang yang memakannya."

Yg mengherankan,kenapa Islam (red.Nabi Muhammad) mengharamkan BABI?
padahal di Arab yg tandus bukan habitat BABI atau katakanlah BABI termasuk hewan yg tidak populer di wilayah tsb....?

Artinya menurut saya, terlihat jelas bahwa pengharaman Babi bukan domain dari Nabi Muhammad (manusia) tapi menjadi domain mutlak Allah. Karena manusia tidak punya hak menghalalkan yg haram atau sebaliknya.....

"Dan jangan kamu berani mengatakan terhadap apa yang dikatakan oleh lidah-lidah kamu dengan dusta; bahwa ini halal dan ini haram, supaya kamu berbuat dusta atas (nama) Allah, sesungguhnya orang-orang yang berani berbuat dusta atas (nama) Allah tidak akan dapat bahagia." (an-Nahl: 116)



Imam Muhammad Abduh tidak langsung menjawab pertanyaan itu, dan dengan kecerdikannya beliau meminta mereka untuk menghadirkan dua ekor ayam jantan beserta satu ayam betina, dan dua ekor babi jantan beserta satu babi betina. Mengetahui hal itu, mereka bertanya, "Untuk apa semua ini?" Beliau menjawab, "Penuhi apa yang saya pinta, maka akan saya perlihatkan suatu rahasia." Mereka memenuhi apa yang beliau pinta. Kemudian beliau memerintahkan agar melepas dua ekor ayam jantan bersama satu ekor ayam betina dalam satu kandang. Kedua ayam jantan itu berkelahi dan saling membunuh, untuk mendapatkan ayam betina bagi dirinya sendiri, hingga salah satu dari keduanya hampir tewas. Beliau lalu memerintahkan agar mengurung kedua ayam tersebut. Kemudian beliau memerintahkan mereka untuk melepas dua ekor babi jantan bersama dengan satu babi betina. Kali ini mereka menyaksikan keanehan. Babi jantan yang satu membantu temannya sesama jantan untuk melaksanakan hajat seksualnnya, tanpa rasa cemburu, tanpa harga diri atau keinginan untuk menjaga babi betina dari temannya.

Mengapa Baca Al-Qur’an Padahal Tak Tau Artinya

Mengapa Baca Al-Qur’an Padahal Tak Tau Artinya

Suatu cerita yang indah: Seorang Muslim tua, Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yang masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja makan di dapurnya. Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.
Suatu hari sang cucu nya bertanya, " Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur'An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur'An? Dengan tenang sang Kakek mengeluarkan batubara yang ada di dalam keranjang batu bara, memutar sambil melobangi keranjang nya ia menjawab, " Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air." Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.
Kakek tertawa dan berkata, "Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi," Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.
Sang kakek berkata, " Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang batubara itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah. Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi.
Sambil terengah-engah ia berkata, " Lihat Kek, percuma!" " Jadi kamu pikir percuma?" Jawab kakek. Kakek berkata, " Lihatlah keranjangnya. " Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam. " Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur'An. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, luar dalam.
Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita." Seperti sabda Nabi Muhammad(SAW) : " Bagi siapa saja yang membawa kebaikan maka akan mendapat ganjarannya

Does the Quran Teach a Flat Earth? No!!

Does the Quran Teach a Flat Earth? No!

Some  Chrisitans claim that the Muslims believe the earth to be flat because of Quran??

Despite the critic’s claims the Quran does not say the Earth is flat. The critic tries to use 71:19 from the Quran, however if we view the translation of the Quran we realise the Quran is saying nothing about a flat Earth but is talking about the expanse of the Earth, i.e. it is spread out.

71:19 And Allah has made for you the earth a wide expanse (Muhsin Khan and Al-Hilali translation).

After viewing the translation one would clearly see the critic to be in manifest error. The question is how the critic came to his /her inaccurate claim.

The critic utilizes another translation of the same verse (71:19); the translation the critic uses is the Abdullah Yusuf Ali translation as this translation uses the word “carpet”. The translation:

71: 19: “‘And Allah has made the earth for you as a carpet (spread out),

However, even this translation does not indicate a flat earth as in the brackets the meaning of the comparison to the carpet is clarified, it simply means “spread out”, hence the earth is spread out in the sense it is spacious for mankind to reside and move over. Dr Zakir Naik goes into further detail concerning this issue:

“The surface of the earth i.e. earth’s crust is less than 30 miles in thickness and is very thin as compared to the radius of the earth which is about 3750 miles. The deeper layers of the earth are very hot, fluid and hostile to any form of life. The earth’s crust is a solidified shell on which we can live. The Qur’an rightly refers to it like a carpet spread out, so that we can travel along its roads and paths.” (1)

To further show the inaccuracy of the critic’s claim, the authoritative explanations (tafasir) of the Quran (e.g. tafsir of Ibn Abbas) has no mention of a flat earth and merely indicates to us that it refers to the expanse of the earth:
 And Allah hath made the earth a wide expanse for you) to lay and sleep on (2)

Further refutation of the critics (though further refutation is not required as the evidence already provided is sufficient) we can highlight early Muslim understanding from no less than Ibn Taymiyah who tells us all celestial bodies are round:
[That] celestial bodies are round (istidaaratul-aflaak) – as it is the statement of astronomers and mathematicians (ahlul-hay’ah wal-hisab) – it is [likewise] the statement of the scholars of the Muslims; as Abul-Hasan ibn al-Manaadi, Abu Muhammad ibn Hazm, Abul-Faraj ibn al-Jawzi and others have quoted: that the Muslim scholars are in agreement [that all celestial bodies are round]. (3)

The Earth is a celestial body so we realise Taymiyyah believed the earth to be round. Ibn Taymiyah informs us that he and other Muslims scholars view all celestial bodies to be round.
 As we are speaking of the great ibn-Taymiyyah it is opportune to mention one of his admirers; Sheikh Bin baz (passed away in 1999). The reason why I mention this is because many critics use a forgery (a lie) falsely ascribing a quote to Sheikh Bin Baz which claims the earth to be flat. Bin Baz (before his death) denied this and even denounced it as “a lie” (5).

Bin Baz, contrary to what critics allege, did not believe the earth to be flat. This is the depraved and morally bankrupt level the critic would go to in order to attack the Quran; they would basically use forgeries and lies! I mention this to protect the good name of Sheikh Bin Baz and to highlight the critic’s arguments as well as the untruthful nature of their work.

So I ask Muslims to be aware of their claims when they make claims such as  “Saudi scholar believes the earth is flat”, I
ask Muslims and non-Muslims to know the critics are using forgeries and effectively telling lies/untruths.

Going back to their claim; the Quran (55:17) seems to indicate the earth is round by referring to two easts and two wests. The critics fail to mention this, I guess the truth and scholarly etiquette is of little concern to the critics

However, ironically enough for the Christian critic, the Bible in Job 26:7 uses a similar term; ‘spreads out’ when it concerns the northern (skies) (4). A disingenuous method (the same method the Christian critic employs to attack the Quran concerning verse 71:19) could also be employed by non-Christians to attack this verse of the Bible. This would be unscholarly and intellectually dishonest, the same applies to anybody who attacks the Quran with such a methodology, and hence the critics of the Quran concerning this verse are intellectually dishonest and unscholarly.

May Allah guide the critics and save people from their misleading information. Ameen

Jumat, 08 April 2011

Perbandingan Agama Yahudi, Kristen, dan Islam

Perbandingan Agama Yahudi, Kristen, dan Islam

Agama Samawi ada 3, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam. Saya akan coba membandingkan ketiga agama ini dengan memakai referensi dari Al Qur’an, Alkitab, dan juga beberapa ensiklopedi yang ada.

Ketiga agama ini mempunyai beberapa kesamaan seperti percaya Adam adalah manusia pertama dan nenek moyang seluruh manusia, Ibrahim adalah seorang Nabi, dan kitab suci Taurat sebagai wahyu Allah. Meski demikian ada juga perbedaan yang beberapa di antaranya sangat mendasar.

Yahudi adalah agama tribal/kesukuan yang hanya bisa dianut oleh bangsa Yahudi. Agama ini tidak bisa disebarkan ke luar dari suku Yahudi. Oleh karena itu jumlahnya tidak berkembang. Hanya sekitar 14 juta pemeluknya di seluruh dunia. Sementara agama Kristen dan Islam karena disebarkan ke seluruh manusia dipeluk oleh milyaran pengikutnya.

Ketuhanan
Yahudi dan Islam menganggap Tuhan itu Satu. Tuhan Yahudi disebut Yahweh yang merupakan bentuk ketiga tunggal ”Dia adalah” (He who is). Ada pun Tuhan dalam Islam disebut Allah yang merupakan bentuk tunggal dan tertentu dari Ilah (Sembahan/Tuhan). Dalam Al Qur’an surat Al Ikhlas dijelaskan tentang keEsaan Tuhan:

Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. [Al Ikhlas:1-4]

Sebetulnya dalam Alkitab keEsaan Tuhan juga dijelaskan dalam 10 Perintah Tuhan yang ada di Exodus 20:

Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
“Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. [Exodus 20:1-3]

Tapi meski dalam Yahudi dan juga Islam Tuhan itu adalah Satu termasuk zatNya, namun dalam agama Kristen ada doktrin Trinitas yang menyatakan bahwa Tuhan terdiri dari 3 oknum (person) yaitu Bapak, Anak, dan Roh Kudus yang diformulasikan pada abad ke 4 M oleh Saint Augustine. Dalam konsep Trinitas disebut Satu itu Tiga dan Tiga itu Satu. Trinitas/Trinity/Tritunggal terdiri dari 2 kata: Tri artinya Tiga dan Unity artinya Satu.

Berbeda dengan Al Qur’an surat Al Ikhlas yang menyatakan Tuhan tidak beranak atau diperanakkan (berbapak) di Alkitab disebut:

Allah, yaitu Bapa dari Yesus, Tuhan kita, yang terpuji sampai selama-lamanya, tahu, bahwa aku tidak berdusta” [2 Corinthian 11:31]
Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan [2 Corinthian 1:3]

Di ayat di atas jelas disebut Allah adalah Bapa dari Tuhan Yesus. Sebaliknya dalam Islam diajarkan Monoteisme yang mutlak/Tauhid bahwa Allah itu satu dan tidak punya anak atau pun sekutu:

“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” [Al Israa:111]

Maha Suci Allah dari mempunyai anak dan sekutu.

“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,” [Al Mu’minuun]

Masalah Isa/Yesus
Kaum Yahudi tidak mengakui Yesus baik sebagai Tuhan atau pun sebagai Rasul. Bahkan mereka berusaha membunuh Yesus karena dianggap menyesatkan banyak orang.

Sebaliknya kaum Kristen menganggap Yesus adalah Tuhan:
Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian [2 Corinthian 13:14]

Islam menganggap Yesus bukan Tuhan, tapi hanya manusia biasa yang diangkat menjadi Nabi:

”Dan ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?.” Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” [Al Maa’idah:116]

Menurut Islam Isa adalah Nabi yang menyeru manusia kepada Tauhid, yaitu menyembah hanya Satu Tuhan:

”Aku (Isa) tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.” [Al Maa’idah:117]

Masalah Orang Tua Isa/Yesus

Sebagaimana ayat-ayat Alkitab di atas, agama Kristen menganggap bahwa Yesus adalah anak Tuhan / Anak Allah.

Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.[Markus 1:1]

Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya [Lukas 1:32]

Meski demikian, pada Injil Matius 1:16-18 disebut bahwa Bapak Yesus adalah Yusuf meski Yesus lahir dari Perawan Maria sebelum menikah dengan Yusuf:

Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. [Matius 1:16-18]

Silsilah Yesus akhirnya mengikuti silsilah Yusuf. Bukan Maria.

Di ayat lain dijelaskan Yesus anak Daud, anak Abraham:
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. [Matius 1:1]

Yesus Anak Manusia:
Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” [Matius 12:8]

Menurut Islam, Yesus adalah anak Maria / Maryam. Bukan anak Tuhan atau Yusuf:

“Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan seperti manusia lainnya. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami, kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling. [Al Maa’idah:75]

Kekuasaan Allah

Di Alkitab, Genesis 32:25-28 disebutkan Yakub berkelahi melawan Allah sejak malam hingga fajar menyingsing. Karena Allah tak dapat mengalahkan Yakub, maka Allah memukul sendi pangkal paha Yakub dan berkata bahwa Yakub telah melawan Allah dan Manusia dan Yakub menang. Adakah ini artinya Allah kalah melawan Yakub?:

Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.

Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.”

Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub.”
Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.” [Genesis 32:24-28]

Dalam Injil Matius diceritakan bagaimana Tuhan Yesus ditangkap, diludahi, dan dipukul oleh manusia:

27:27 Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus.

28 Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.

29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: “Salam, hai Raja orang Yahudi!”

30 Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya.

31 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.[Matius 27:27-31]

Dalam Islam disebut bahwa jangankan seorang Yakub. Seluruh manusia pun Allah yang Maha Kuasa dapat memusnahkan dengan mudah!

“Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.” [Faathir:16-17]

“Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah kamu (musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain. “ [Al An’aam:133]

Kemandirian Tuhan

Dalam Injil Matius diceritakan bagaimana Yesus mengeluh dengan suara nyaring: “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?:

Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? [Matius 27:46]

Dalam Al Qur’an dijelaskan Allah bukanlah orang yang hina yang perlu penolong:

Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. “ [Al Israa’:111]

Sifat Maha Tahu Tuhan

Dalam Alkitab, Injil Markus 11:12-13 diceritakan Tuhan Yesus yang merasa lapar ternyata tidak tahu kalau pohon Ara tidak berbuah karena memang bukan musimnya:

11:12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. 13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. [Markus 11:12-13]

Dalam Islam, disebut bahwa Allah itu Maha Tahu. Bahkan tak ada sehelai daun pun yang jatuh ke bumi tanpa diketahuiNya:

“Dan pada sisi Allah-lah kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” [Al An’aam:59]

Tidurkah Tuhan?

Dalam Injil Matius 8:24 diceritakan Yesus tidur:

Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. [Matius 8:24]

Menurut Islam, Tuhan Maha Kuasa. Tidak pernah mengantuk dan juga tidak pernah tidur:

“Allah, tidak ada Tuhan selain Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya; tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [Al Baqarah:255]

Larangan Membuat Patung

Dalam 10 Perintah Tuhan di Exodus 20:4-5 Allah melarang manusia membuat patung apa pun:

20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku [Exodus 20:4-5]



Namun saat ini ummat Kristen membuat banyak patung Yesus dan Bunda Maria yang ditaruh di berbagai tempat terutama di Gereja.

Dalam Islam dilarang membuat patung apalagi menaruhnya di tempat ibadah.

Aisyah r.a. berkata, “Ketika Nabi sakit, ada sebagian di antara istri beliau menyebut-nyebut perihal gereja yang pernah mereka lihat di negeri Habasyah yang diberi nama gereja Mariyah. Ummu Salamah dan Ummu Habibah pernah datang ke negeri Habasyah. Kemudian mereka menceritakan keindahannya dan beberapa patung yang ada di gereja itu. Setelah mendengar uraian itu, beliau mengangkat kepalanya, lalu bersabda, “Sesungguhnya mereka itu, jika ada orang yang saleh di antara mereka meninggal dunia, mereka mendirikan tempat ibadah di atas kuburnya. Lalu, mereka membuat berbagai patung di dalam tempat ibadah itu. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah pada hari kiamat.” [HR Bukhari]

Kitab Suci
Kitab Suci Yahudi meski juga dikutip sebagai Perjanjian Lama oleh kaum Kristen tetap ada beberapa perbedaan mendasar. Selain itu bahasa Kitab Suci Yahudi sebagian besar bahasa Ibrani dengan sedikit Aramaic. Sementara Perjanjian Lama Kristen dalam bahasa Yunani kuno. Ada tambahan 7 buku yang aslinya dalam bahasa Yunani di Perjanjian Lama Kristen.

Ada pun Injil yang resmi ada 4 versi yang berbeda. Masing-masing ditulis oleh Markus, Mathius, Lukas, dan Yohanes. Penulisan dilakukan sekitar tahun 70 hingga 100 Masehi sekitar 40 tahun setelah Yesus wafat (diperkirakan tahun 29 M).

Sebagai contoh Lukas menulis Injil yang ditujukan kepada seseorang yang disebut Teofilus:

1:1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, 2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. 3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, 4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. [Lukas 1:1-4]

Lukas kadang hanya mengira-ngira seperti Yesus umurnya kira-kira 30 tahun ketika memulai pekerjaanNya serta memakai kata “Anggapan Orang”:

Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli, [Lukas 3:23]
Jika bahasa Yesus adalah bahasa Aramaic, bahasa Perjanjian Baru aslinya adalah bahasa Yunani.

Sebaliknya Al Qur’an hanya ada satu versi yang dihafal oleh banyak orang dan masih murni dalam bahasa Arab sesuai bahasa Nabi Muhammad. Kalau bukan dalam bahasa Arab itu tak lebih dari terjemahan saja. Bukan Al Qur’an:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya Al Quran pada malam kemuliaan” [Al Qadr:1]

“Kitab[ Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]

Al Qur’an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad. Oleh Nabi Muhammad disampaikan ke pengikutnya. Para pengikutnya ada yang menghafal, ada pula yang menulis di berbagai media (daun, tulang, kulit kambing/onta, dsb). Oleh pengikutnya Abu Bakar kemudian Al Qur’an dijadikan satu. Kemudian oleh sahabat Nabi Usman dijadikan satu buku berikut diberi tanda tulisan (panjang pendek, dsb) sehingga pengucapannya sesuai dengan aturan Bahasa Arab yang standar.

Kewajiban Sunat Bagi Pria

Dalam ajaran Yahudi dan Islam, sunat bagi pria diwajibkan. Ini sejalan dengan Alkitab:

GEN 17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;

11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.

12 Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.

13 Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.

14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.” [Genesis 17:10-14]

Orang yang tidak bersunat sama dengan najis (Isaiah) karena air kencingnya tetap tersimpan di sela-sela kulit kemaluan:

IS 52:1 Terjagalah, terjagalah! Kenakanlah kekuatanmu seperti pakaian, hai Sion! Kenakanlah pakaian kehormatanmu, hai Yerusalem, kota yang kudus! Sebab tidak seorangpun yang tak bersunat atau yang najis akan masuk lagi ke dalammu.

Namun orang-orang Kristen tidak melakukan itu karena menurut Paulus dalam Perjanjian Baru hukum itu dihapuskan (Meski di Genesis 17:10 dinyatakan itu perjanjian yang kekal):

ROM 2:25 Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya.

26 Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?

27 Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat. 28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.

29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.
3:1 Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat? [Roman 2:25-29 – 3:1]

Larangan Memakan Daging Babi
Dalam ajaran Yahudi dan Islam diharamkan memakan daging babi. Ini sesuai dengan Alkitab Levi dan Deuteronomy 14:8:

LEV 11:7 Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. 8 Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu. [Levi 11:7-8]

Dalam Al Qur’an juga dilarang:
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah” [Al Baqarah:173]

Tapi saat ini babi adalah makanan yang umum di kalangan Kristen.

Dosa Asal / Warisan
Dalam Kristen dikenal doktrin Dosa Asal / Dosa Warisan (Original Sin). Karena Adam telah berdosa memakan buah terlarang, maka semua manusia keturunannya turut berdosa. Untuk itulah Yesus turun guna menebus dosa manusia.

Dalam Exodus 20:5 dijelaskan Allah membalas kesalahan Bapa hingga kepada keturunannya:

“Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku” [Exodus 20:5]

Dalam Islam, setiap orang hanya memikul dosa masing-masing:

“Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain…” [Al An’aam:164]


Fitnah atas Nabi Luth (Lot)

Dalam Alkitab, Genesis 19:30-38 diceritakan bahwa Nabi Luth (Lot) berzinah dengan kedua anak kandungnya (Incest) sehingga punya anak dari mereka:

GEN 19:30 Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya.

31 Kata kakaknya kepada adiknya: “Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi.

32 Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”

33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.

34 Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: “Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”

35 Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.

36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka.

37 Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang.

38 Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.” [Genesis 19:30-38]

Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Luth adalah benar-benar seorang Rasul yang bersih dari perbuatan dosa seperti meminum anggur atau pun berzinah dengan putrinya sendiri:

Sesungguhnya Luth benar-benar salah seorang rasul.” [Ash Shaaffaat:133]

Di Al Qur’an dijelaskan Allah melebihkan derajad Nabi Luth di atas ummat manusia. Jadi kalau manusia biasa mayoritas tidak berzinah dengan anak kandungnya, apalagi seorang Nabi seperti Nabi Luth:
“dan Ismail, Alyasa’, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya)” [Al An’aam:86]


Fitnah atas Daud

Dalam Alkitab 2 Samuel 11:2-17 diceritakan bahwa Daud (yang di Matius 1:1 disebut Bapak Moyang Yesus) berzinah dengan istri Uria, Batsyeba. Setelah itu Daud memerintahkan Yoab agar menempatkan Uria di baris depan pertempuran kemudian mundur meninggalkan Uria agar terbunuh oleh musuh:

2SAM 11:2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.

3 Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.”

4 Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.” [2 Samuel 11:2-4]

Di Alkitab 2 Samuel 13:11-14 juga diceritakan bahwa anak Daud, Amnon memperkosa adik kandungnya sendiri Tamar:

2SAM 13:11 Ketika gadis itu menghidangkannya kepadanya supaya ia makan, dipegangnyalah gadis itu dan berkata kepadanya: “Marilah tidur dengan aku, adikku.”

12 Tetapi gadis itu berkata kepadanya: “Tidak kakakku, jangan perkosa aku, sebab orang tidak berlaku seperti itu di Israel. Janganlah berbuat noda seperti itu.

13 Dan aku, ke manakah kubawa kecemaranku? Dan engkau ini, engkau akan dianggap sebagai orang yang bebal di Israel. Oleh sebab itu, berbicaralah dengan raja, sebab ia tidak akan menolak memberikan aku kepadamu.”

14 Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan sebab ia lebih kuat dari padanya, diperkosanyalah dia, lalu tidur dengan dia.” [2 Samuel 13:11-14]

Dalam Al Qur’an fitnah atas Nabi Daud itu dibantah:

“Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” [Al Maa’idah:78]

Pelarangan Zina

Dalam menceritakan kisah perzinahan atau pelarangan zina, Alkitab menjelaskannya secara rinci:

EZEK 23:1 Datanglah firman TUHAN kepadaku:

2 “Hai anak manusia, ada dua orang perempuan, anak dari satu ibu.

3 Mereka bersundal di Mesir, mereka bersundal pada masa mudanya; di sana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya dipegang-pegang.

4 Nama yang tertua ialah Ohola dan nama adiknya ialah Oholiba. Mereka Aku punya dan mereka melahirkan anak-anak lelaki dan perempuan. Mengenai nama-nama mereka, Ohola ialah Samaria dan Oholiba ialah Yerusalem.

5 Dan Ohola berzinah, sedang ia Aku punya. Ia sangat berahi kepada kekasih-kekasihnya, kepada orang Asyur, pahlawan-pahlawan perang, 6 berpakaian kain ungu tua, bupati-bupati dan penguasa-penguasa, semuanya pemuda yang ganteng, pasukan kuda.

7 Ia melakukan persundalannya dengan mereka, semuanya orang Asyur pilihan; ia menajiskan dirinya dengan semua orang, kepada siapa ia berahi dan dengan berhala-berhalanya.

8 Ia tidak meninggalkan persundalannya yang dilakukannya sejak dari Mesir, sebab pada masa mudanya orang sudah menidurinya, dan mereka memegang-megang dada keperawanannya dan mencurahkan persundalan mereka kepadanya.

9 Oleh sebab itu Aku menyerahkan dia ke dalam tangan kekasih-kekasihnya, dalam tangan orang Asyur, kepada siapa ia berahi.

10 Mereka menyingkapkan auratnya, anak-anaknya lelaki dan perempuan ditangkap dan ia sendiri dibunuh dengan pedang. Dengan demikian namanya dipercakapkan di antara kaum perempuan sebab hukuman telah dijatuhkan atasnya.

11 Walaupun hal itu dilihat oleh adiknya, Oholiba, ia lebih berahi lagi dan persundalannya melebihi lagi dari kakaknya.

12 Ia berahi kepada orang Asyur, kepada bupati-bupati dan penguasa-penguasan kepada pahlawan-pahlawan perang yang pakaiannya sangat sempurna, kepada pasukan kuda, semuanya pemuda yang ganteng.

13 Aku melihat bahwa ia menajiskan diri; kelakuan mereka berdua adalah sama.

14 Bahkan, ia menambah persundalannya lagi: ia melihat laki-laki yang terukir pada dinding, gambar orang-orang Kasdim, diukir dalam warna linggam,

15 pinggangnya diikat dengan ikat pinggang, kepalanya memakai serban yang berjuntai, semuanya kelihatan seperti perwira, yang menyerupai orang Babel dari Kasdim, tanah kelahiran mereka.

16 Segera sesudah kelihatan oleh matanya ia berahi kepada mereka dan mengirim suruhan kepada mereka ke tanah Kasdim.

17 Maka orang Babel datang kepadanya menikmati tempat tidur percintaan dan menajiskan dia dengan persundalan mereka; sesudah ia menjadi najis oleh mereka, ia meronta dari mereka.

18 Oleh karena ia melakukan persundalannya dengan terang-terangan dan memperlihatkan sendiri auratnya, maka Aku menjauhkan diri karena jijik dari padanya, seperti Aku menjauhkan diri dari adiknya.

19 Ia melakukan lebih banyak lagi persundalannya sambil teringat kepada masa mudanya, waktu ia bersundal di tanah Mesir.

20 Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda.

21 Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu. [Ezekiel 23:1-21]

Dalam Kidung Agung (Song) gairah seks digambarkan sebagai berikut:
SONG 7:2 Pusarmu seperti cawan yang bulat, yang tak kekurangan anggur campur. Perutmu timbunan gandum, berpagar bunga-bunga bakung.

3 Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang.

4 Lehermu bagaikan menara gading, matamu bagaikan telaga di Hesybon, dekat pintu gerbang Batrabim; hidungmu seperti menara di gunung Libanon, yang menghadap ke kota Damsyik.

5 Kepalamu seperti bukit Karmel, rambut kepalamu merah lembayung; seorang raja tertawan dalam kepang-kepangnya.

6 Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi.

7 Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusannya. 8 Kataku: “Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel.” [Kidung Agung 7:2-8]

Dalam Islam larangan zina dinyatakan secara singkat dengan tidak menimbulkan birahi bagi pembacanya sehingga mereka tidak berkeinginan untuk bersetubuh dengan istrinya, berzina dengan pacarnya, atau melakukan onani:

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” [Al Israa’:32]

Bahkan izin bersetubuh di malam bulan puasa pun disampaikan dengan cara yang tidak vulgar:

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.” [Al Baqarah:187]

Hukum Qishash

Dalam Perjanjian Lama, Exodus 21:11-22:19 dijelaskan tentang Hukum Qishash yaitu hukuman mati untuk pembunuh, mata ganti mata, gigi ganti gigi:

“Siapa yang memukul seseorang, sehingga mati, pastilah ia dihukum mati.” [Exodus 21:12]

EX 21:24 mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, 25 lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.” [Exodus 21:24-25]

Namun pada Perjanjian Baru hukum itu dihapuskan dan orang Kristen tidak mengikuti aturan itu lagi.

Dalam Al Qur’an hukum Qishash kembali ditegakkan:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita…” [Al Baqarah:178]

Hukum Qishash diberlakukan agar orang berpikir panjang sebelum membunuh orang lain. Seandainya dia membunuh orang, maka dia dihukum mati sehingga tidak bisa membunuh lagi. Dengan cara itu dunia jadi lebih aman bagi orang-orang yang tidak berdosa (bukan pembunuh):

“Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” [Al Baqarah:179]

Ular atau Iblis yang Menipu Adam dan Hawa?
Dalam Alkitab Genesis 3:1-19 diceritakan bahwa Ular adalah binatang paling cerdik yang bisa bicara sehingga bisa menipu manusia: Adam dan Hawa:

GEN 3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”



2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,

3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”

4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati,

5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.” [Genesis 3:1-6]

GEN 3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”

14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.” [Genesis 3:13-14]

Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa yang menggoda Adam dan Hawa adalah Setan/Iblis:

Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu] dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”[Al Baqarah:36]

Jika dalam ajaran Kristen Adam dan Hawa tetap berdosa dan dosanya diturunkan kepada manusia sebagai Dosa Asal / Dosa Warisan (Original Sin), dalam Islam disebut setelah Adam dan Hawa minta ampun dan bertobat, Allah segera mengampuni mereka dan tidak ada dosa warisan yang diturunkan kepada anak cucu mereka:

“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” [Al Baqarah:37]

Ummat Yahudi menganggap mereka adalah bangsa pilihan. Ummat Kristen beranggapan tidak ada keselamatan bagi orang yang tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan sehingga mereka mengirimkan banyak misionaris/penginjil untuk “menggarami” / mengkristenkan penduduk dunia. Islam sendiri menyatakan hanya Islam agama yang diridhai Allah:

“Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam.” [Ali ‘Imran:19]
“Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima agama itu, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran:85]

Itulah beberapa perbedaan antara agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Meski masih banyak lagi perbedaannya, namun ummat Islam dianjurkan untuk berhubungan sosial dengan baik selama mereka tidak menyerang/memusuhi ummat Islam.

Meski dalam agama tak ada paksaan dalam beragama, namun ummat Islam tidak boleh mencampur-adukkan masalah aqidah/agama. Untukmu agamamu dan untukku agamaku. Demikian ajaran agama kita.